Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Lahan Sempit, KKN UKDW Inisiasi Ecowisata Tanaman Obat

Kompas.com - 27/02/2021, 10:33 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat yang tinggal di permukiman padat penduduk tentu agak kesulitan jika akan bercocok tanam. Namun dengan berbagai teknik yang ada, meski hanya memiliki lahan sempit, kita tetap bisa bercocok tanam di rumah. Baik itu tanaman hias, sayur hingga tanaman yang bisa digunakan sebagai obat keluarga.

Melihat kondisi ini justru memberikan ide bagi Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.

Kelompok 2 KKN Gemah Ripah UKDW melaksanakan KKN dengan terjun langsung di tengah masyarakat untuk membantu peningkatan perekonomian dan pengelolaan lingkungan melalui pengembangan pertanian di perkotaan.

Para mahasiswa UKDW ini melakukan pengabdian masyarakat di Kelompok Tani Dewasa (KTD) Bonjowi RT 40 RW 10 Kampung Sayur Bausasran, Danurejan, Yogyakarta.

Budidayakan toga di lahan sempit

Ketua Kelompok KKN Matthew Raphael menerangkan, dalam pengabdian masyarakat kali ini, ia dan kelompoknya menyusun program "Penataan Kebun Tanaman Terintegrasi sebagai Inisiasi Ecowisata".

Baca juga: Mahasiswa MIPA UNY: Kurma Jadi Bahan Minuman Berenergi yang Aman

Program ini dipilih lantaran melihat kondisi KTD Bonjowi yang memiliki lahan sempit namun berpotensi untuk dijadikan sarana edukasi. Khususnya tanaman obat keluarga (Toga).

"Toga yang ditonjolkan adalah jenis rerumputan yang biasanya dianggap sebagai gulma, padahal memiliki segudang khasiat dan manfaat bagi kesehatan tubuh," terang Matthew dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (27/2/2021).

Jenis tanaman obat keluarga

Beberapa tanaman obat keluarga antara lain:

1. Patikan kebo (euphorbia hirta)

2. Bandotan (ageratum conyzoides)

3. Sirih-sirihan/sirih cina (paperomia pellucida l.)

4. Anting-anting (acalypha indica l.)

5. Rumput mutiara (hedyotis corimbosa)

6. Meniran (phyllanthus urinaria)

Para mahasiswa KKN melakukan penyemaian tanaman dengan media botol plastik bekas serta wallplanter sebagai upaya pemanfaatan tembok sebagai lahan tanam.

Baca juga: Cegah Kecelakaan Kerja, Mahasiswa UMM Ciptakan Sarung Tangan Safety

Matthew menerangkan, perawatan tanaman obat keluarga relatif mudah karena tanaman jenis ini tidak membutuhkan perhatian khusus. Sementara untuk pemanenan bisa disesuaikan dengan kebutuhan, bisa diracik dan diramu menjadi produk yang bernilai tinggi.

"Daunnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar ecoprint ataupun dikeringkan dan ditumbuk halus untuk diseduh," ungkap mahasiswa Program Studi Biologi Angkatan 2017 ini.

Beri pelatihan dan pemasaran

Para mahasiswa KKN UKDW juga memberikan pelatihan kepada masyarakat di KTD Bonjowi sehingga bisa memanfaatkan tanaman-tanaman yang ada supaya bernilai ekonomis.

Baca juga: Pola Hidup Sehat dengan Permainan Ular Tangga ala Mahasiswa UAD

Selain itu para mahasiswa juga membantu dalam menghitung keuntungan dan harga jual produk. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga.

"Dalam pemasaran, kami membantu pembuatan website melalui ktdbonjowi.my.id serta akun instagram (@bonjowi_4dasa) untuk memperkenalkan KTD Bonjowi ke ranah yang lebih luas," ungkap Matthew.

Sementara itu Ketua RT 40 KTD Bonjowi Endang Wahyu menambahkan, melalui program KKN Gemah Ripah di KTD Bonjowi dapat mengedukasi masyarakat dan pengunjung.

"Program ini kami harapkan menjadi inspirasi bagi kelompok tani yang lain. Terutama mengenai konsep kampung wisata," tutur Endang.

Baca juga: Ikut KKN, Mahasiswa UMY Lakukan Hal Ini pada Kelompok Tani Cokelat

Selama para mahasiswa menjalankan KKN, lanjut Endang, mereka benar-benar diberikan ruang untuk berkreasi dan mengekspresikan kreativitasnya lewat program-program yang terkonsep dan berbobot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com