Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Kompas.com - 13/05/2024, 17:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang bocah berusia 7 tahun asal India, RK, meninggal dunia setelah keracunan mi instan.

Sementara itu, lima orang anggota keluarganya dikabarkan kritis dan dirawat di Pilibhit, negara bagian Uttar Pradesh, India pada Jumat (10/5/2024).

RK sedang mengunjungi kakek dan nenek bersama ibunya, Seema dan dua saudara kandungnya, Vivek dan Sandhya, dikutip dari Times of India, Minggu (12/5/2024).

Menurut laporan, keluarga tersebut mengonsumsi mi intan dan beras pada Kamis (9/5/2024) malam.

Usai mengonsumsi makanan tersebut, RK, Seema, Vivek, Sandhya, dan bibi RK, Sanju dan Sanjana merasa tidak enak badan.

Setelah itu, keenam anggota keluarga tersebut mengalami sakit perut parah dan diare akibat keracunan mi instan, dilansir dari News9, Minggu (12/5/2024).

Keluarga tersebut dilarikan ke rumah sakit pada Jumat (10/5/2024) lalu dipindahkan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (CHC) setempat untuk perawatan lebih lanjut.

Sayangnya, RK meninggal dalam perjalanan menuju CHC sementara saudaranya, Vivek dirujuk ke rumah sakit distrik karena kritis.

Baca juga: Mi atau Bumbunya, Mana yang Lebih Tidak Sehat dari Mi Instan?


Bukan peristiwa pertama

Kasus kematian karena keracunan makanan di India beberapa kali terjadi. Seminggu sebelumnya, remaja berusia 19 tahun asal Mankhurd, Mumbai, India berinisial PB meninggal dunia setelah makan ayam shawarma, dilansir dari English Jagran, Rabu (8/5/2024).

PB membeli ayam shawarma di sebuah kios di daerah Trombay, Mumbai, India pada Jumat (3/5/2024).

Keesokan harinya pada Sabtu (4/5/2024), PB menderita sakit perut dan mengalami muntah-muntah.

Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis dan sempat sembuh.

Setelah pulang dari rumah sakit, PB kemudian jatuh sakit lagi dan dibawa ke Rumah Sakit KEM di Mumbai, India, pada Minggu (5/5/2024).

PB kembali dirawat dan dokter mengirimnya pulang. Namun pada Senin (6/5/2024), kesehatannya kembali memburuk dan harus dievaluasi dokter.

Pada kunjungan ketiganya, ia harus menjalani rawat inap di rumah sakit setelah pemeriksaan. PB kemudian mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (6/5/2024).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com