Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Penipuan Donasi Kitabisa, Warganet Sebut Nilanya Rp 250 Juta

Kompas.com - 20/03/2024, 16:18 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warganet di media sosial X ramai membahas pemilik akun Kitabisa Singgih Sahara yang diduga melakukan penipuan dari donatur hingga ratusan juta. 

Terungkapnya dugaan penipuan itu berawal dari cuitan pemilik akun Kitabisa bernama Singgih Shahara lewat akun X @singgihsahara.

Saat itu Singgih mengaku memohon bantuan dana untuk keluarganya. Dia mengaku memiliki ibu yang sakit ginjal sementara anaknya mengalami kesulitan bicara atau speech delay.

Respons warganet

Namun, cuitan tersebut lalu dibalas sejumlah warganet yang merasa curiga dengan unggahan tersebut sebab Singgih diduga telah beberapa kali membuka permintaan donasi bantuan. 

Akun Twitter atau X @zoelfick menyebut Singgih terindikasi melakukan aksi menjurus ke penipuan hingga puluhan juta rupiah.

Modusnya, Singgih mencari donasi pengobatan keluarganya sebesar puluhan juta lewat Kitabisa. Dia juga aktif menghubungi warganet melalui pesan pribadi di X untuk meminta uang.

Berdasarkan penelusuran warganet, Singgih diketahui membuka donasi bagi ibunya yang gagal ginjal pada 2021, 2022, dan 2023.

Dia juga membuka donasi bagi anaknya yang mengalami speech delay pada 2024.

Dari donasi yang tercantum pada situs Kitabisa, Singgih disebut-sebut telah mendapatkan bantuan dana antara Rp 100 juta hingga Rp 250 juta.

Baca juga: Ramai soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche Disebut Lakukan Galang Dana, Ini Penjelasan Kitabisa


Penjelasan Kitabisa

Public Relations Manager Kitabisa, Fara Devana mengungkapkan pihaknya telah bertemu dengan Singgih Shahara yang tinggal di Semarang pada Selasa (19/3/2024). Pertemuan dilakukan untuk mengonfirmasi dan memvalidasi galang dana yang dibuatnya.

"Kami sudah verifikasi sebelumnya di galang dana yang bersangkutan, benar bahwa ibu dan anak Singgih dalam kondisi sakit dan perlu pengobatan," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/3/2024).

Berdasarkan penelusuran tim Kitabisa, Singgih menggunakan uang donasinya untuk membiayai pengobatan anaknya.

Selain itu, uang tersebut digunakan sebagai biaya penunjang pengobatan seperti pembelian susu, mainan untuk terapi anak, dan transportasi rumah sakit.

Uang untuk bayar kontrakan dan kebutuhan sehari-hari

 

Uang yang didapat dari Kitabisa juga dimanfaatkan untuk membayar kontrakan tempat tinggal Singgih dan keluarganya.

Singgih mengaku sisa dana yang didapat dari Kitabisa juga sudah dicairkan. Namun, nominal uang yang Singgih dapat tidak diungkapkan.

Setelah ditelusuri pihak Kitabisa, sebagian dana donasi yang dia dapatkan ternyata tidak bisa dipertanggungjawabkan. Singgih tidak memakai uang itu untuk pengobatan anaknya sesuai tujuan awal donasi.

"Singgih tidak bisa memberikan bukti penggunaan donasi dengan alasan nota terbuang dan sebagian donasi digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari," ungkap Fara.

Atas temuan ini, Kitabisa memutuskan telah menutup akun penggalangan dana milik Singgih. Uang donasi yang belum ditarik akan dialihkan ke penerima bantuan lain.

Sementara itu, Kitabisa juga meminta Singgih membuat pernyataaan tertulis bermaterai yang berisi perjanjian mengembalikan selisih donasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Tim di lapangan akan follow up untuk pengembalian (donasi) dalam jangka waktu yang disepakati. Itu juga dia diawasi perangkat lingkungan setempat," tegasnya.

Fara menegaskan, Singgih berjanji akan mengembalikan donasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada para donatur dalam jangka kurang dari setahun.

Pihaknya akan menyediakan fasilitas dan kebijakan pengembalian donasi bagi para donatur galang dana karena Singgih terbukti menyalahi syarat dan ketentuan Kitabisa.

Donatur yang telah berdonasi lewat halaman galang dana Singgih dan ingin mengajukan pengembalian, dapat mengecek email atau halaman Kabar Terbaru pada situs tersebut untuk teknis pengembalian donasi.

Baca juga: Kelebihan Transfer Donasi di KitaBisa, Apakah Bisa Dikembalikan?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com