Profil Said Abdullah, Caleg dengan Suara Tertinggi di Indonesia yang Kalahkan Puan dan Ibas

KOMPAS.com - Calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Said Abdullah berhasil meraup suara terbanyak se-Indonesia.

Caleg dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur XI ini berhasil mendapatkan 528.815 suara dari daerah Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

Berdasarkan data dari Rekapitulasi Hasil Pemilu 2024 Komisi Pemilihan Umum (KPU), Said memperoleh 58.539 di Bangkalan, 172.404 di Sampang, 26.377 di Pamekasan, dan 271.495 di Sumenep.

Sementara itu, meskipun Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menang di dapil Jawa Timur VII, perolehan suaranya tak dapat mengungguli Said.

Ibas memperoleh 318.223 suara dengan rincian 151.562 dari Pacitan, 37.735 suara dai Ponorogo, 37.308 dari Trenggalek, 47.823 dari Magetan, dan 43.795 suara dari Ngawi.

Di sisi lain, politisi sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani hanya memperoleh 297.336 suara dari dapil Jawa Tengah V.

Berikut profil Said Abdullah...

Baca juga: Duduk Perkara Caleg PKS Cilegon Setop Air Warga Usai Gagal Terpilih

Profil Said Abdullah

Dilansir dari laman resmi DPR RI, pria kelahiran Sumenep ini pernah mengenyam pendidikan di Universitas Imam Saud, Arab Saudi pada 1984.

Ia mengawali karier sebagai Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Banteng Muda Indonesia Kabupaten Sumenep tahun 1982-1985.

Setelah itu, ia naik menjadi Sekretaris DPC PDI Kabupaten Sumenep tahun 1983-1988.

Said juga pernah menjadi Ketua Majelis Muslimin Indonesia Kabupaten Sumenep tahun 1984-1987.

Kariernya di bidang politik mulai menanjak ketika menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009 sekaligus Wakil Bendahara PDI-P pada 2005-2010.

Ia juga terpilih kembali menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024.

Said sempat mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur bersama Bambang DH pada 2013, tetapi gagal.

Saat ini, Said menjadi Ketua DPP PDI-P Bidang Perekonomian sekaligus anggota aktif DPR RI pada 2024.

Baca juga: Daftar 9 Caleg Populer PDI-P yang Berpotensi Gagal ke Senayan