KOMPAS.com - Seorang anak di Kota Palembang, Sumatera Selatan menganiaya kedua orangtuanya karena beda pendapat usai menonton debat calon presiden (capres) pada Minggu (4/2/2024).
Hal tersebut diketahui dari unggahan akun Instagram @plglipp.id, pada Rabu (7/2/2024).
Disebutkan penganiayaan terjadi di Jalan KH Azhari, Lorong Keramat Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I, Palembang pada Minggu pukul 22.00 WIB.
Penganiayaan dipicu pelaku yang merasa emosi dengan kedua orangtuanya dan beda pendapat setelah menonton debat capres.
"Penganiayaan itu terjadi setelah mereka menonton debat capres terakhir yang ditayangkan langsung di televisi," tulis pengunggah.
Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah mengonfirmasi adanya peristiwa seperti dalam unggahan tersebut.
Menurut Haris, penganiayaan dilakukan oleh Adi (28) kepada kedua orangtuanya, yakni M (49) dan ND (45).
Peristiwa tersebut kemudian dilaporkan oleh M yang merupakan suami ND sekaligus ayah Adi pada Senin (5/2/2024) ke Polrestabes Palembang.
Meski begitu, Haris membantah pemicu penganiayaan disebabkan oleh beda pendapat antara orangtua dengan ayah setelah menonton debat capres.
Penganiayaan dipicu oleh Adi yang tidak terima dengan perkataan dan perlakuan kedua orangtuanya di rumah.
"Tidak ada sama sekali unsur perdebatan pemilihan paslon capres dan cawapres menurut keterangan pelapor dan korban," ujar Haris kepada Kompas.com, Rabu.
Baca juga: Viral, Twit Oknum Prajurit TNI AL Keroyok Pengemudi Mobil di Jakarta, Ini Penjelasan Kadispen
Haris menjelaskan, penganiayaan bermula ketika M dan Adi menonton televisi di rumah. M kemudian menyuruh Adi untuk tidur karena keesokan harinya pelaku harus mengantarkan anaknya ke sekolah.
"Dikhawatirkan nanti terlambat bangun, tetapi anaknya tidak mau tidur," kata Haris.
Setelah itu, ND memutuskan untuk mematikan televisi dan lampu di rumah. Tindakan ini menyebabkan Adi marah dan melontarkan perkataan tidak menyenangkan kepada kedua orangtuanya.
"'Tidak bisa apa tunggu sebentar lagi, sengsara sekali jadi orang miskin, enaknya jadi orang kaya itulah'," ujar Haris menirukan perkataan Adi.
Baca juga: Beda Andika Perkasa dan TNI soal Dugaan Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali