Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tanda-tanda Anak Punya Kecerdasan Emosional Tinggi

Kompas.com - 06/02/2024, 09:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian orangtua mungkin lebih berfokus pada prestasi akademik anak dibandingkan kecerdasan emosional.

Padahal, kecerdasan emosional atau emotional quotient intelligence (EQ) lebih berpengaruh terhadap kehidupan sosial anak.

Dilansir dari Huffpost, Kamis (9/7/2020), beberapa penelitian menunjukkan, anak dengan kecerdasan emosional tinggi cenderung lebih aktif terlibat dalam kegiatan di sekolah.

Mereka juga biasanya memiliki hubungan yang lebih baik dan mendapatkan nilai yang lebih tinggi.

Saat dewasa, seseorang dengan kecerdasan emosional lebih tinggi juga cenderung memiliki hubungan lebih berkualitas, kesehatan mental lebih baik, serta perasaan yang lebih positif terhadap pekerjaan.

"Berita baiknya adalah kecerdasan emosional bukan sekedar hadiah," ungkap penulis dan psikolog pendidikan, Michele Borba.

"Ini sebenarnya sebuah keterampilan, yang dapat diajarkan kepada anak-anak sejak masih balita," lanjutnya.

Meski demikian, benih dari keterampilan ini sudah ditanam sejak dini melalui cara orangtua berhubungan dan merespons bayi.

Lantas, apa saja ciri anak yang memiliki kecerdasan emosional tinggi?

Baca juga: 3 Tanda Bos Punya Kecerdasan Emosional Rendah, Termasuk Perfeksionis


Ciri anak yang punya kecerdasan emosional tinggi

Pakar pola asuh anak sekaligus pendiri platform The Connected Discipline Method, Reem Raouda mengatakan, terdapat sejumlah perilaku anak yang menunjukkan tingginya kecerdasan emosional.

"Saya telah mempelajari perilaku lebih dari 200 anak, dan saya menemukan bahwa mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi melakukan enam hal utama," kata dia, dikutip dari CNBC, Minggu (4/2/2024).

Berikut enam perilaku anak dengan kecerdasan emosional tinggi:

1. Mengenali isyarat nonverbal

Seperti seorang detektif emosional, anak-anak yang memiliki kecerdasan emosional tinggi pandai memahami perasaan orang lain dengan menangkap bahasa tubuh dan ekspresi wajah.

Anak-anak ini mungkin kerap berkata, "Bu, temanku sangat pendiam hari ini. Saya bertanya apakah dia ingin bermain, dan dia menjawab tidak. Saya pikir dia sedih tentang sesuatu."

Sementara itu, untuk membangun keterampilan ini, cobalah membangun percakapan reflektif tentang hari yang dilalui anak.

Diskusikan pula emosi yang telah diamati anak pada orang-orang yang berinteraksi dengan mereka.

"Obrolan ini memperkuat kemampuan anak membaca emosi dan meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam memahami orang lain," tutur Raouda.

2. Menunjukkan empati dan kasih sayang

Anak dengan kecerdasan emosional tinggi tidak hanya mengidentifikasi emosi orang lain, tetapi juga menunjukkan kepedulian yang nyata dan menawarkan bantuan.

Saat bermain misalnya, anak yang melihat temannya tampak kesal karena dia tidak memenangkan permainan mungkin akan berkata, "Kamu bermain sangat bagus! Apakah kamu ingin memainkan sesuatu yang lain bersama-sama?"

Raouda mengatakan, cara paling ampuh membangun keterampilan ini adalah dengan mencontohkannya sendiri.

"Jika ada tetangga yang sakit, Anda bisa mengatakan, 'Ibu mengkhawatirkan Ibu Ani. Mari kita periksa dia dan lihat apakah dia membutuhkan bantuan'," ucap Rauoda.

Baca juga: Mantan Agen CIA Ungkap Ciri Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi Saat Berinteraksi

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com