Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tanda-tanda Anak Punya Kecerdasan Emosional Tinggi

Kompas.com - 06/02/2024, 09:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

3. Mampu menyebutkan emosinya

Anak-anak yang cerdas secara emosional pandai mengungkapkan perasaan yang tengah dirasakan.

Sebagai contoh, saat anak mengatakan, "Saya merasa frustrasi karena saya tidak dapat memecahkan teka-teki ini."

"Atau kalimat, 'Saya senang karena saya membantu teman saya memperbaiki mainannya.' Mereka mengenali dan mengomunikasikan emosinya," kata Rauoda.

Cara membangun keterampilan ini, antara lain dengan membuat label emosi dan mengungkapkannya dalam segala situasi.

Misalnya, merasa kecewa karena tidak dapat menemukan kunci atau sedikit kewalahan dengan semua pekerjaan yang harus saya lakukan.

"Hal itu membantu menormalkan diskusi tentang emosi, sehingga lebih wajar bagi anak untuk meniru hal yang sama," ungkapnya.

4. Mudah beradaptasi

Seorang anak yang mudah menyesuaikan perubahan atau mampu menangani berita mengecewakan dengan tenang, menurut Raouda, menunjukkan kematangan emosi.

Ketika membatalkan piknik di luar ruangan karena hujan misalnya, alih-alih kesal atau mengamuk, anak yang punya kecerdasan emosional tinggi dengan tenang menerima perubahan tersebut.

"Cara membangun keterampilan ini, sekali lagi dimulai dari orangtua. Bersikap fleksibel dan tenang saat bereaksi merupakan contoh perilaku adaptif yang dapat ditiru oleh anak-anak," ucapnya.

Baca juga: Kata-kata Ini Sering Diucapkan Seseorang dengan Kecerdasan Emosional Rendah

5. Pendengar yang baik

Anak-anak yang cerdas secara emosional pun dapat menangkap isyarat-isyarat halus yang mungkin terlewatkan oleh orang lain.

Contohnya, saat orangtua menceritakan harinya pada anak, mereka biasanya melakukan lebih dari sekadar mendengarkan.

"Anak mendengarkan dan menangkap emosi di balik kata-kata Anda. Mereka mengajukan pertanyaan dan menunjukkan rasa ingin tahu yang tulus," ungkap Raouda.

Oleh karenanya, keterampilan ini dapat dikembangkan dengan memberikan perhatian penuh kepada anak saat mereka menceritakan pengalaman bermain atau bersekolah.

6. Bisa mengatur diri sendiri

Anak yang cerdas secara emosional umumnya dapat menangani emosi, tetap tenang saat situasi rumit, serta mampu membuat pilihan yang cerdas untuk anak seusianya.

"Bayangkan anak bermain dengan teman-temannya dan kalah satu ronde. Daripada bereaksi karena frustrasi, anak yang pandai mengatur diri mungkin akan meluangkan waktu sejenak untuk mengatur napas, lalu kembali berpikir positif," kata Raouda.

"Mereka tetap tenang dan terus maju, bahkan setelah kecewa," sambungnya.

Sementara itu, menahan amukan kecil seperti membentak atau bereaksi berlebihan kepada anak adalah cara mendasar untuk membangun keterampilan ini.

Orangtua juga dapat memperkenalkan teknik "jeda dan bernapas", yakni menarik napas dalam-dalam atau menghitung 1-10 saat menghadapi kesulitan.

"Biarkan mereka melihat Anda melakukannya juga. Ketika anak-anak melihat kita menghadapi masa-masa sulit dengan anggun, itu adalah pelajaran yang tidak akan mereka lupakan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com