KOMPAS.com - Umumnya, erupsi gunung berapi menjadi momok menakutkan bagi masyarakat sekitar. Namun, kondisi berbeda terjadi di Islandia.
Beberapa gunung berapi di Semenanjung Reykjanes, Islandia yang kerap mengalami erupsi, justri dimanfaatkan sebagai tempat wisata yang menarik minat pengunjung.
Mengunjungi gunung berapi setelah erupsi bahkan telah menjadi kegiatan yang populer di kalangan penduduk lokal, ilmuwan, dan wisatawan internasional dalam beberapa tahun terakhir, dikutip adri The Guardian.
Tak heran, polisi Islandia kerap memperingatkan wisatawan untuk “berpikir empat kali” sebelum mencoba mendekati lokasi letusan gunung berapi.
Pada Desember 2023, polisi bahkan sempat mengevakuasi seorang pengunjung yang kelelahan, dengan helikopter.
Lantas, sejak kapan wisata erupsi gunung berapi populer di Islandia?
Baca juga: Kesaksian WNI, Ceritakan Detik-detik Lava Gunung Berapi Islandia Melahap Permukiman Kota Grindavik
Pada 1783 hingga 1784, letusan Gunung Laki merenggut nyawa sekitar seperlima penduduk dan lebih dari separuh ternak.
Letusan Gunung Laki ini merupakan salah satu letusan terbesar di dunia dengan kabut vulkanik yang menyebabkan cuaca ekstrem hingga Mesir dan Jepang.
Kurang dari 100 tahun kemudian, terjadi letusan Gunung Askja pada tahun 1875 yang berdampak pada masyarakat di bagian timur Islandia.
Banyak lahan pertanian yang ditinggalkan dan ribuan orang pindah ke Amerika Utara untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Namun sejak abad ke-20, masyarakat mulai mengubah musibah letusan gunung berapi menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan.
Sejak saat itu, Islandia memanfaatkan daerah gunung berapi sebagai salah satu sumber energi sekaligus sumber pendapatan mereka.
Baca juga: Islandia Umumkan “State of Emergency” untuk Hadapi Letusan Gunung Berapi
Meskipun letusan gunung api mendatangkan keuntungan di sektor energi dan pariwisata, hal ini bukan berarti Islandia sepenuhnya aman dari ancaman erupsi gunung api.
Islandia merupakan salah satu negara yang dikelilingi dengan gunung api aktif di dunia, dengan aktivitas vulkanik yang sudah berlangsung selama jutaan tahun, dilansir dari CBC.
Seluruh negara kepulauan Islandia terletak di celah kerak bumi yang dikenal sebagai Punggung Bukit Atlantik Tengah.
Lokasi ini merupakan batas antara lempeng Amerika Utara, Amerika Selatan, Eurasia, dan Afrika.
Kedua kerak bumi yang seukuran dengan benua ini saling menarik satu sama lain, sehingga memungkinkan magma baru dari dalam Bumi untuk mengisi celah tersebut.
Akhirnya, gerakan inilah yang akan membentuk barisan gunung berapi di selama gunung masih aktif.
Baca juga: Bangkai Pesawat Terindah di Islandia, Turis: Seperti Berada di Permukaan Bulan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.