Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Desak Negara-negara Larang Vape untuk Melindungi Anak-anak

Kompas.com - 31/12/2023, 20:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak kepada pemerintah negara-negara di dunia untuk melarang penggunaan rokok elektrik, rokok elektronik, atau vape.

WHO beralasan hal tersebut bertujuan untuk melindungi anak-anak dan non-perokok serta meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.

Rokok elektrik sebagai produk konsumen tidak terbukti efektif untuk menghentikan penggunaan tembakau di tingkat populasi. Sebaliknya, bukti-bukti mengkhawatirkan telah muncul mengenai dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat,” tulis keterangan WHO pada Kamis (14/12/2023).

WHO melanjutkan, rokok elektrik telah diizinkan beredar di pasar terbuka dan diperjualbelikan secara agresif kepada generasi muda.

Disebutan WHO, tiga puluh empat negara melarang penjualan rokok elektronik, 88 negara tidak memiliki usia minimum untuk membeli rokok elektronik dan 74 negara tidak memiliki peraturan untuk produk-produk berbahaya tersebut. 

Baca juga: Singapura Perketat Pemeriksaan Vape di Bandara Changi, Ada Denda bagi Pelanggar

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, anak-anak sudah dijebak pada usia dini untuk penggunaan rokok elektrik dan mungkin sudah kecanduan nikotin.

Oleh karena itu pihaknya mendesak negara-negara untuk menerapkan langkah ketat untuk mencegah penggunaan nikotin. Hal itu melindungi warga negara terutama anak-anak dan remaja. 

Tedros mengungkapkan, tingkat penggunaan rokok elektrik pada anak-anak usia 13–15 tahun lebih tinggi dibandingkan orang dewasa di seluruh wilayah WHO.

“Di Kanada, tingkat penggunaan rokok elektrik di kalangan anak usia 16–19 tahun meningkat dua kali lipat antara tahun 2017–2022, dan di Inggris (Inggris Raya) jumlah pengguna rokok elektrik meningkat tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir,” ungkapnya.

Penelitian secara konsisten menunjukkan, generasi muda yang menggunakan vape hampir tiga kali lebih mungkin untuk menggunakan rokok di kemudian hari.

Baca juga: Alasan Australia Larang Impor Vape Sekali Pakai per Januari 2024

Bahaya vape

WHO menerangkan, rokok elektrik atau vape yang mengandung nikotin bisa membuat sangat ketagihan dan berbahaya bagi kesehatan.

Meski dampak kesehatan jangka panjang belum sepenuhnya dipenuhi, namun menurut mereka zat yang ada di vape menghasilkan zat beracun.

Beberapa di antaranya diketahui bisa menyebabkan kanker dan lainnya dapat meningkatkan risiko gangguan jantung dan paru-paru.

Penggunaan rokok elektrik juga dapat mempengaruhi perkembangan otak dan memicu gangguan belajar pada remaja.

Sementara itu, paparan rokok elektrik pada janin dapat berdampak buruk pada perkembangan janin pada ibu hamil.

Tak sampai di situ, paparan emisi dari rokok elektrik juga menimbulkan risiko bagi orang yang melihatnya.

Baca juga: Studi: Vape 2 Kali Lebih Berisiko Bikin Pria Alami Disfungsi Ereksi

Halaman:

Terkini Lainnya

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com