Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Modus Penipuan "Social Engineering", Apa Itu dan Bagaimana Cara Menghindarinya?

Kompas.com - 01/11/2023, 18:30 WIB
Aulia Zahra Zain,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Maraknya modus penipuan yang memanfaatkan media digital semakin menimbulkan keresahan di masyarakat.

Salah satu modus penipuan tersebut, yakni social engineering. Modus ini penipuan ini banyak menyasar perbankan.

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (3/8/2023), Executive Vice President Center of Digital BCA Wani Sabu mengatakan, kejahatan di dunia maya atau cyber crime dapat terdiri dari social engineering, ransomeware, email phising, dan infostealing trojan

Mengutip data dari Oxford University, Wani menyebut di seluruh dunia 88 persen kasus perbankan di era digital adalah social engineering atau rekayasa sosial.

"Bagaimana dengan di Indonesia? Ternyata di Indonesia itu 99 persen social engineering," ungkapnya.

Sering kali, pelaku penipuan social engineering mengaku dari pihak bank untuk meminta kode One Time Password (OTP).

Jika memberikan kode OTP, maka penipu dapat mengakses data pribadi sasaran korbannya.

Lantas, apa itu modus penipuan social engineering dan bagaimana cara menghindarinya?

Penjelasan pakar

Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya menjelaskan, penipuan social engineering merupakan sebuah rekayasa sosial.

Social engineering disebut juga dengan soceng dan merupakan bentuk penipuan yang paling sederhana, tetapi sangat efektif.

“Dari sisi teknologi, sebenarnya social engineering itu tidak terlalu canggih. Jadi, di dalam social engineering itu penipu akan memanfaatkan kondisi psikologis dari korbannya,” ujar Alfons kepada Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

Baca juga: Muncul Lagi Modus Penipuan Button View WhatsApp, Ini Kata Pakar

Contoh dari penipuan social engineering adalah seseorang mengaku berasal dari salah satu bank ternama di Indonesia dan mengirimkan link atau formulir untuk memberitahu mengenai kenaikan biaya admin bank.

“Jadi, mereka tidak bisa bikin aplikasi, tapi membuat form dengan menggunakan tampilan logo-logo bank, kemudian mengirimkan kepada korban sambil mengatakan ‘rekening Anda akan dikenakan tambahan biaya Rp 150.000 per bulan. Jika tidak ingin terkena biaya, klik link ini’ itu kan gampang membuatnya,” jelas Alfons.

Menurut dia, kebanyakan korban akan langsung mudah tertipu dengan modus penipuan social engineering karena mereka sudah ketakutan terlebih dahulu dan tidak mau membayar biaya admin.

Baca juga: Cara Laporkan Nomor Terindikasi Penipuan ke Kominfo agar Diblokir

Selain itu, penipuan social engineering juga bisa digabungkan dengan aplikasi asalkan pelaku penipuan membuat sebuah aplikasi.

Halaman:

Terkini Lainnya

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com