Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Tanpa Bayangan di Wilayah Jawa pada Oktober 2023, Simak Jadwalnya

Kompas.com - 04/10/2023, 10:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari tanpa bayangan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia dari 8 September-21 Oktober 2023.

Untuk wilayah Pulau Jawa, fenomena hari tanpa bayangan tersebut berlangsung di Oktober 2023.

Sesuai namanya, hari tanpa bayangan adalah hari di mana bayangan benda-benda akan terlihat “menghilang” pada saat itu.

Baca juga: Hari Tanpa Bayangan di Indonesia mulai 8 September 2023, Ini Jadwal dan Daerahnya

Lantas, kapan jadwal hari tanpa bayangan di Pulau Jawa?

Tentang hari tanpa bayangan

Koordinator Bidang Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Himawan Widiyanto mengatakan, hari tanpa bayangan disebut juga sebagai kulminasi utama.

Pada saat itu, Matahari tepat berada di atas kepala kita atau di titik zenit.

“Zenit adalah titik di langit yg tepat berada di atas kepala (90 derajat) yaitu pada deklinasi 90 derajat,” ungkap Himawan kepada Kompas.com, Selasa (3/10/2023).

Kulminasi utama di Indonesia tersebut berbeda-beda sesuai waktu dan wilayahnya masing-masing.

Himawan menambahkan, fenomena hari tanpa bayangan merupakan hal yang terjadi rutin setiap tahun.

“Pada saat kulminasi, ketika kita berdiri di luar ruangan dan terkena sinar Matahari langsung tanpa halangan, maka tidak ada bayangan kita,” tuturnya.

Adapun hari tanpa bayangan terjadi karena bidang ekuator atau rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika (bidang revolusi Bumi).

Sehingga, posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU sampai dengan 23,5 derajat LS.

Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 23 September 2023 pukul 13.50 WIB dan di titik balik selatan pada 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB.

Baca juga: Sederet Fenomena Astronomi pada Oktober 2023, Apa saja?

Cara menyaksikan hari tanpa bayangan

Hari Tanpa Bayangan yang terjadi di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada Jumat (26/2/2021) pukul 12.28 WITA.Koordinator Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Hendra Suwarta Suprihatin Hari Tanpa Bayangan yang terjadi di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada Jumat (26/2/2021) pukul 12.28 WITA.
Masyarakat bisa melakukan sejumlah cara untuk menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan, antara lain:

  • Siapkan benda tegak seperti tongkat atau spidol atau benda lain yang dapat ditegakkan.
  • Letakkan di permukaan yang rata.
  • Amati bayangan pada waktu yang sudah ditentukan.
  • Dapat mengabadikan fenomena ini melalui potret foto maupun rekaman video sebagai bukti kalau pada saat tersebut bayangan benda benar-benar tidak ada.
  • Jika cuaca berawan, dapat disaksikan paling cepat lima menit sebelum atau paling lambat lima menit setelah waktu yang ditentukan.
  • Hal ini dikarenakan di luar rentang waktu lima menit, bayangan Matahari sudah muncul kembali.

Baca juga: Kapan Mulai Musim Hujan 2023? Ini Prediksi BMKG dan Wilayah yang Mengalami

Jadwal hari tanpa bayangan di Indonesia

Dikutip dari laman resmi BMKG, berikut waktu terjadinya hari tanpa bayangan di sejumlah wilayah di Pulau Jawa:

  • Serang
    • Tanggal: 9 Oktober 2023
    • Pukul: 11.42 WIB.
  • Jakarta (Jakarta Pusat)
    • Tanggal: 9 Oktober 2023
    • Pukul: 11.40 WIB.
  • Bandung
    • Tanggal: 11 Oktober 2023
    • Pukul: 11.36 WIB.
  • Semarang
    • Tanggal: 11 Oktober 2023
    • Pukul: 11.25 WIB.
  • Yogyakarta
    • Tanggal: 13 Oktober 2023
    • Pukul: 11.24 WIB.
  • Surabaya
    • Tanggal: 12 Oktober 2023
    • Pukul: 11.15 WIB.

Informasi lebih lengkap bisa klik link ini.

Baca juga: Ramai soal Foto Posisi Matahari Berubah padahal Diambil di Jam dan Tempat yang Sama, Ini Penjelasannya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com