Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Pria Makan Beras Mentah, Ini Dampaknya Menurut Ahli Gizi

Kompas.com - 29/09/2023, 19:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang menunjukkan seorang pria makan beras mentah ramai di media sosial.

Video itu diunggah oleh akun X @yangkagakkagakk pada Kamis (28/9/2023).

Dalam video, tampak seorang pria sedang memakan beras mentah dari bungkusnya secara langsung.

Hingga Jumat (29/9/2023), video tersebut sudah dilihat lebih dari 36.400 kali dan mendapat 258 likes.

Unggahan tersebut juga menuai beragam komentar dari warganet. Beberapa di antaranya mengaku heran dan menanyakan dampak makan beras mentah.

Baca juga: Ramai Unggahan Sebut Cangkang Telur Ayam Bisa Jadi Camilan, Amankah? Ini Kata Ahli Gizi

Lantas, bolehkah mengonsumsi beras mentah?

Membebani pencernaan

Ahli gizi IPB Ali Khomsan menuturkan, beras mentah bisa dikonsumsi oleh seseorang.

Beras adalah makanan. Beras mentah bisa dikonsumsi, tapi tidak mendapatkan cita rasa yang enak dan membebani sistem pencernaan,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).

Menurutnya, beras yang dimasak bertujuan agar menjadi nasi sehingga enak untuk dikonsumsi.

“Selain itu, proses memasak membuat ikatan protein longgar sehingga nasi bisa dicerna lebih mudah dalam sistem pencernaan,” kata Ali.

Baca juga: Bisakah Tinta Cumi-cumi Dikonsumsi? Ini Kata Ahli Gizi

Bisa berdampak buruk

Ahli gizi IPB lainnya, Anna Vipta Resti Mauludyani mengungkapkan, mengonsumsi beras mentah memiliki sejumlah dampak buruk.

“Dimulai dari memicu kerusakan gigi, bahaya tersedak, hingga bahaya keracunan,” ungkap Anna kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).

Menurutnya, beras melalui beberapa proses dari panen hingga penjualan sebelum dimasak untuk dikonsumsi.

“Setelah dipanen hingga menjadi beras yang siap diproses, beras melalui berbagai tahap dari sawah, di atas tanah, di kendaraan distribusi dan lokasi penjualan,” ujar Anna.

“Dengan adanya perjalanan tersebut, butiran beras rentan bercampur dengan kulit gabah, debu, serangga, serpihan kayu, batu kerikil, hingga mikroplastik, dan bakteri yang kasat mata,” lanjutnya.

Menurut Anna, meski sudah melalui proses pencucian, sebagian bakteri masih ada di dalam beras tersebut jika tidak dimasak.

“Sebagian besar kotoran beras bisa hilang dengan proses pencucian, namun bakteri hanya bisa dihilangkan dengan proses pemasakan dengan suhu tinggi,” jelasnya.

“Jika beras langsung dikonsumsi tanpa proses pencucian dan pemasakan, efeknya pencernaan akan terganggu dan menyebabkan berbagai penyakit gastrointestinal dan keracunan,” lanjutnya.

Baca juga: Berhenti Makan Nasi Putih Selama Sebulan, Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com