Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Penampakan Benda Bercahaya Jingga Melintasi Langit Yogyakarta, Apa Itu?

Kompas.com - 23/07/2023, 10:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah foto yang menampakkan benda bercahaya jingga melintas di langit Yogyakarta, ramai menjadi perbincangan di media sosial.

Foto yang menampilkan benda bercahaya tersebut salah satunya diunggah oleh akun Twitter ini, Sabtu (22/7/2023) dini hari.

"[Breaking news] ada yang lihat ini barusan? Melintas di langit Jogja berwarna jingga. Lokasi foto: Blok 0," tulis pengunggah.

Tampak dalam unggahan, sejumlah benda berpendar terang dengan ekor meluncur di langit malam.

Hingga Minggu (23/7/2023) pagi, twit tersebut telah menuai lebih dari 340.000 tayangan, 1.800 suka, dan 160 twit ulang dari warganet Twitter.

Lantas, penampakan benda apa itu?

Baca juga: Seorang Wanita Perancis Kejatuhan Meteorit Seberat 4 Ons Saat Tengah Ngopi Pagi


Dua kemungkinan penampakan di langit Yogyakarta

Astronom amatir dari The Ekliptika Institute, Marufin Sudibyo menjelaskan, terdapat dua kemungkinan fenomena yang terjadi berdasarkan gambar dalam unggahan Twitter tersebut.

"Jika citranya memang benar demikian, bukan hasil editing atau teknik fotografi tertentu, maka pola semacam itu hanya ada pada dua fenomena," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/7/2023).

Pertama, menurut Marufin, adalah kembalinya sampah antariksa ke atmosfer Bumi atau kerap disebut reentry.

Namun, evaluasi dari daftar sampah-sampah antariksa yang akan atau sudah mengalami reentry menunjukkan tidak ada sampah antariksa yang kembali pada bagian selatan Indonesia.

Oleh karena itu, kemungkinan tersebut disingkirkan, sehingga hanya menyisakan kemungkinan penampakan meteor terang.

"Jadi tinggal menyisakan meteor terang, yakni meteor yang sama atau lebih terang ketimbang Venus," terang Marufin.

Baca juga: Muncul Penampakan Benda Bercahaya Meluncur ke Atas di Langit Lombok, Apa Itu?

Penampakan meteor terang

Lantaran benda yang terlihat minimal ada dua bagian, Marufin memaparkan, meteor terang tersebut telah mengalami fragmentasi atau perpecahan.

"Sehingga meteoroid yang menjadi meteor terang berukuran lebih besar. Mungkin sebongkah batu kecil dengan diameter 10 hingga 20 cm," kata dia.

Dikutip dari Kompas.com (1/9/2022), meteoroid adalah batu-batu angkasa berukuran kecil-kecil yang melayang bebas di angkasa dan bergerak cepat.

Meteoroid memiliki ukuran rata-rata sebesar batu kerikil, tetapi tidak memiliki lintasan yang beraturan dan tidak mengorbit pada Matahari seperti benda angkasa lain.

Marufin menjelaskan, jatuhnya meteoroid ke permukaan Bumi umumnya tidak menimbulkan dampak apa pun.

"Meteoroid baru akan berdampak ke paras Bumi saat diameternya lebih besar dari 20 meter," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com