Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Dinilai Berpeluang Kecil Gabung dalam Koalisi Besar "All Jokowi's Men", Apa Alasannya?

Kompas.com - 12/04/2023, 08:29 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejauh ini, belum ada nama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam koalisi besar partai pendukung Presiden Joko Widodo (All Jokowi Men's).

Diketahui, partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) kini tengah menjajaki sebuah koalisi besar.

Bahkan, para pemimpin partai-partai tersebut kini kerap mengadakan pertemuan untuk melakukan penjajakan.

Meski belum ada PDI-P, partai-partai penggagas koalisi besar itu membuka pintu mereka.

Baca juga: Mengenal Koalisi dan Oposisi serta Fungsinya dalam Pemerintahan

Lantas, mungkinkah PDI-P akan bergabung dengan koalisi besar para pendukung Jokowi itu?

"Makmum" dalam koalisi

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, kecil kemungkinan PDI-P akan bergabung dalam koalisi besar tersebut.

Menurutnya, gabungnya PDI-P ke koalisi besar itu justru menempatkannya sebagai makmum atau pengikut dalam koalisi.

"PDIP yang memiliki kekuatan kursi 20 persen itu akan dikepung oleh 5 partai yang akumulasi kekuatan kursinya di parlemen mencapai 49,3 persen tersebut," kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (11/4/2023).

Baca juga: Pertemuan Surya Paloh-Prabowo Subianto dan Irama Koalisi Jokowi...


Dengan begitu, PDI-P akan dipaksa berpuas diri menerima posisi cawapres, sedangkan posisi capres akan ditentukan oleh barisan awal koalisi besar.

Umam mengatakan, PDI-P tampaknya enggan tunduk di bawah bayang-bayang "orkestrasi" politik yang dimainkan oleh Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan.

"Meskipun Jokowi sendiri kader PDI-P, namun PDI-P sendiri ingin menunjukkan tinggi marwah politiknya, yang tidak mau diatur-atur, diintervensi, dan dikendalikan oleh Jokowi dan Luhut," jelas dia.

"Termasuk di balik wacana Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo, juga ada pengaruh besar Luhut dan Jokowi yang sangat kuat. Di sini, PDIP menolak untuk berada di bawah bayang-bayang itu," sambungnya.

Baca juga: Ngaku Dukung Koalisi Besar Dibentuk, Cak Imin: Makin Banyak Pasukan, Lebih Baik

PDI-P yang terlalu dominan

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri berpose salam metal identik salam PDI-P bersama jajaran pengurus partao dan ratusan kader perempuan PDI-P di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/2/2023).KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri berpose salam metal identik salam PDI-P bersama jajaran pengurus partao dan ratusan kader perempuan PDI-P di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Ia menuturkan, ada dugaan perasaan yang muncul di antara internal pemerintahan Jokowi sejak 2014 bahwa PDI-P selama ini terlalu dominan dan monopolistik dalam pembagian kekuasaan.

Menurutnya, persepsi tentang dominasi PDI-P ini mendorong upaya partai-partai pemerintah untuk mencari titik keseimbangan baru.

Halaman:

Terkini Lainnya

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com