Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Baik untuk Kesehatan, Bagaimana jika Terlalu Lama?

Kompas.com - 18/11/2022, 13:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidur sangat penting bagi kesehatan, baik fisik maupun mental. Sebaliknya, kurang tidur menyebabkan beragam masalah, termasuk sulit konsentrasi dan mudah stres.

Pakar tidur dan neuropsikologi kognitif Theresa Schnorbach mengatakan kepada Live Science, tidur membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Tidur juga membantu menyembuhkan luka emosional karena mematikan noradrenalin yang memicu kecemasan dalam otak.

Lalu, bagaimana jika tidur terlalu lama? Mungkinkah masih tetap menyehatkan atau justru membahayakan?

Baca juga: Cara Cepat Tidur Nyenyak, Hanya Butuh 10-60 Detik


Baca juga: Mengapa Sulit Tidur meski Mengantuk?

Durasi tidur ideal

Seseorang disebut terlalu banyak tidur jika melebihi waktu tidur ideal. Durasi tidur ideal ini sangat bergantung pada usia, tingkat aktivitas, kondisi kesehatan, dan gaya hidup.

Misalnya, balita lebih membutuhkan banyak tidur daripada orang dewasa. Begitu pula saat sedang sakit, kemungkinan kebutuhan tidur akan meningkat.

Namun begitu, terdapat durasi tidur ideal yang direkomendasikan para pakar.

Seperti rekomendasi American Academy of Sleep Medicine (AASM), berikut durasi tidur ideal berdasarkan usia:

  • Bayi (4-12 bulan): 12-16 jam per 24 jam (termasuk tidur siang)
  • Balita (1-2 tahun): 11-14 jam per 24 jam (termasuk tidur siang)
  • Pra-sekolah (3-5 tahun): 10-13 jam per 24 jam (termasuk tidur siang)
  • Usia sekolah (6-12 tahun): 9-12 jam per 24 jam
  • Remaja (13-18 tahun): 8-10 jam per 24 jam
  • Dewasa (18-60 tahun): 7 jam-9 jam per malam.

Seseorang dengan waktu tidur melebihi rentang durasi di atas, dapat dikatakan terlalu banyak atau kelebihan tidur.

Baca juga: Sering Terbangun Tengah Malam? Kenali Waktu Minum Terakhir Sebelum Tidur

Penyebab tidur berlebihan

Tidur berlebihan dapat disebabkan dan menyebabkan hipersomnia, yaitu rasa kantuk luar biasa saat siang padahal sudah tidur cukup pada malam sebelumnya.

Dikutip dari laman WebMD, rasa kantuk ini bahkan tidak hilang meski penderita mencoba tidur siang.

Akibatnya, saat malam hari mereka akan tidur sangat lama dan kembali mengulang siklus keesokan harinya.

Lantaran kebutuhan tidur yang berlebihan, orang dengan hipersomnia umumnya mengalami gejala kecemasan, energi rendah, dan masalah pada ingatan.

Selain hipersomnia, apnea tidur obstruktif juga bisa menjadi penyebab kelebihan tidur.

Apnea tidur obstruktif merupakan kelainan yang menyebabkan napas penderita berhenti sesaat ketika tidur. Hal ini mengakibatkan siklus tidur pada malam hari terganggu. Kondisi ini ditandai dengan mendengkur dan rasa kantuk di siang hari.

Halaman:

Terkini Lainnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com