Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Indonesia Disebut Masih Aman di Tengah Krisis Global, Ini Alasannya

Kompas.com - 22/06/2022, 17:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, ekonomi 60 negara di dunia akan ambruk akibat dampak dari pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi global.

Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Selasa (21/6/2022).

"Angka-angkanya saya diberi tahu, ngeri kita. Bank dunia menyampaikan, IMF menyampaikan, UN PBB menyampaikan," kata Jokowi.

"Terakhir baru kemarin, saya mendapatkan informasi, 60 negara akan ambruk ekonominya, 42 dipastikan sudah menuju ke sana," sambungnya.

Hal ini berdasarkan perhitungan organisasi bank dunia, dana moneter dunia (IMF), dan PBB.

Jokowi pun meminta agar Indonesia selalu bersiap-siap dan mewaspadai.

Baca juga: Jokowi: 60 Negara Akan Ambruk Ekonominya, 42 Dipastikan Sudah Menuju Ambruk

Lantas, bagaimana dengan situasi Indonesia?

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, posisi Indonesia jauh lebih siap menghadapi tekanan global.

Pasalnya, cadangan devisa masih berada di level yang gemuk, yaitu 136 miliar dollar AS hingga April 2022.

Angka tersebut lebih tinggi dari negara berkembang di kawasan, seperti Malaysia (115,5 miliar dollar AS), dan Filipina (107 miliar dollar AS).

Selain itu, Bhima menyebut transaksi berjalan cukup positif pada 2021, yaitu sebesar 13,4 miliar dollar AS.

"Namun perlu diperhatikan mulai terjadi defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2022 sebesar 1,8 miliar dollar AS," kata Bhima kepada Kompas.com, Rabu (22/6/2022).

Ia menjelaskan, transaksi sejauh ini bisa ditutup dari surplus neraca perdagangan yang mengandalkan ekspor komoditas.

Baca juga: Kemenaker: Rendahnya Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Berdampak pada Tersedianya Lapangan Kerja

Apabila terjadi koreksi pada harga komoditas internasional, hal ini tidak menutup kemungkinan Indonesia alami defisit transaksi berjalan.

Menurutnya, negara yang rentan terpengaruh gejolak eksternal, memiliki defisit transaksi berjalan yang lebar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com