Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Indonesia Disebut Masih Aman di Tengah Krisis Global, Ini Alasannya

Kompas.com - 22/06/2022, 17:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dari sisi indaktor inflasi hingga Mei 2022, Bhima menjelaskan Indonesia mencatatkan 3,55 persen year on year (yoy), sesuai sasaran pemerintah.

"Tapi perlu dicermati, inflasi harga produsen telah mencapai level 9 persen, yang berarti produsen masih menahan kenaikan harga dan menunggu momentum," jelas dia.

"Inflasi yang rendah juga disumbang oleh ditahannya penyesuaian harga BBM jenis subsidi," tambahnya.

Baca juga: Ekonomi 60 Negara Diprediksi Ambruk, Bagaimana dengan Indonesia?

Sementara itu, sebanyak 88 persen komposisi utang Rp 7.040 triliun Indonesia berasal dari surat utang atau SBN.

Di sisi lain, imbas kenaikan suku bunga di negara maju membuat hasil SBN meningkat sebesar 110,8 bps sejak awal tahun 2022.

Karenanya, risiko beban pembayaran bunga utang diperkirakan akan meningkat jika pemerintah agresif menerbitkan SBN untuk menutup defisit anggaran.

Dengan kondisi saat ini, Bhima berharap agar Indonesia tetap mewaspadai dampak gejolak ekonomi global terhadap pemulihan ekonomi di dalam negeri.

"Ibaratnya sedang ada hujan badai, maka konstruksi bangunan harus diperkuat jangan sampai ikut rubuh," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com