Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salt Therapy, Terapi untuk Menyembuhkan Gangguan Pernapasan

Kompas.com - 03/09/2021, 14:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com -  Gangguan pernapasan sangat mengganggu. Mulai dari batuk kering karena alergi debu, batuk karena asma, juga batuk karena bronkitis.

Selain diredakan dengan obat-obatan kimia, ada pula berbagai terapi alami dan herbal yang bisa digunakan untuk menyembuhkan aneka gangguan pernapasan ini.

Salah satunya adalah salt therapy atau terapi garam, yaitu terapi tubuh menggunakan garam dalam bentuk butiran-butiran kasar. 

Dilansir dari Times of Indiaterapi ini sudah digunakan oleh banyak orang bertahun-tahun lamanya.

Menghirup uap dari garam, dipercaya bisa melancarkan saluran napas dan menghalau berbagai faktor penyebab batuk.

Baca juga: 5 Ramuan Herbal untuk Obati Batuk dan Pilek dengan Bahan Alami

Metode salt therapy

Ada berbagai cara dalam melakukan salt therapy atau disebut juga dengan nama haloterapi.

Terapi yang konon katanya berasal dari Eropa Timur ini menggunakan garam murni, seperti garam rock salt

Danau garam di Bolivia, bisa digunakan untuk salt therapy.Unsplash/Alexander Schimm Danau garam di Bolivia, bisa digunakan untuk salt therapy.
Di Eropa Timur, terapi menghirup uap garam dilakukan secara alami. Yaitu duduk tenang di gua dan danau bergaram, seperti di Laut Mati di perbatasan Yordania, Israel dan Tepi Barat.

Karena wilayah lain tak memiliki tempat wisata sumber garam alami, maka diciptakan lah mesin khusus bernama halogenerator.

Jadi dalam terapi ini, garam atau mineral alami yang ada tidak dikonsumsi secara oral, melainkan dihirup bersama uap atau udara yang dipompakan keluar menggunakan halogenerator.

Hampir mirip spa, pasien hanya perlu duduk di ruang khusus dan menghirup uap yang keluar dari mesin halogenerator yang sudah diisi dengan garam mineral.

Selain dengan halogenerator, terapi garam juga bisa menggunakan alat mirip inhaler. Garam akan dimasukkan ke dalam alat, dan pasien tinggal menghirup uap yang keluar selama beberapa menit.

Baca juga: Efek Jangka Pendek dan Panjang Mengonsumsi Garam Berlebih

Manfaat terapi garam alami

Ilustrasi garam himalaya kristal.PIXABAY/ THERESAHARRIS10 Ilustrasi garam himalaya kristal.
Mengonsumsi garam berlebih lewat saluran cerna memang bisa membahayakan kesehatan, yaitu meningkatkan tekanan darah tinggi.

Namun mengonsumsi garam lewat saluran napas, justru bisa menyehatkan tubuh. Garam bisa mengencerkan dahak dan mengeluarkannya, sehingga saluran pernapasan akan lebih lancar dan bebas dari bahan-bahan sumber alergi.

Uap garam juga mengandung antibakteri dan anti jamur sehingga bisa mengurangi peradangan penyebab penyumbatan pada saluran pernapasan.

Untuk mendapatkan terapi ini, Anda juga bisa melakukan terapi garam di rumah dengan menggunakan alat khusus bersama salinizer. 

Alat ini bekerja mengubah mineral garam padat menjadi uap yang bisa dihirup bebas dalam sebuah ruangan. 

Baca juga: Hidung Tersumbat? Redakan dengan Terapi Alami Berikut Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Penangkapan DPO Caleg PKS di Aceh Tamiang, Diamankan Saat Belanja Pakaian

Kronologi Penangkapan DPO Caleg PKS di Aceh Tamiang, Diamankan Saat Belanja Pakaian

Tren
Cara Meluruskan Arah Kiblat Saat Matahari di Atas Kabah Hari Ini

Cara Meluruskan Arah Kiblat Saat Matahari di Atas Kabah Hari Ini

Tren
18 Tahun Silam Yogyakarta Diguncang Gempa M 5,9, Ribuan Orang Meninggal Dunia

18 Tahun Silam Yogyakarta Diguncang Gempa M 5,9, Ribuan Orang Meninggal Dunia

Tren
Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Tren
4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

Tren
5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

Tren
Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Tren
Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tren
Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Tren
Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

Tren
Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com