Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isoman dan OTG Covid-19, Perlukah Rontgen Paru-Paru? Ini Saran Dokter

Kompas.com - 30/07/2021, 20:26 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bagi mereka yang terinfeksi virus corona dengan gejala ringan maupun tanpa gejala, biasanya akan diminta melakukan isolasi mandiri di rumah atau fasilitas yang disediakan.

Di media sosial, ramai pula yang menanyakan apakah jika positif Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan perlu memeriksakan kondisi paru-paru?

Seperti diketahui, virus corona penyebab Covid-19 menyerang saluran pernapasan sehingga ada kekhawatiran mengenai kondisi paru-paru pasien tersebut.

Dokter Spesialis Paru dan Konsultan Onkologi di RSUD dr. Pirngadi Medan, Dr. Moh Ramadhani Soeroso, M.Ked(Paru),Sp.P-K.Onk, menyarankan agar pasien isolasi mandiri melakukan rontgen toraks.

“Ada baiknya (pasien isoman) rontgen paru. Semua pasien saya isoman rontgen paru,” ujar Ramadhani, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/7/2021).

Baca juga: Banyak Pasien Isoman Covid-19 Meninggal Dunia, Ini Saran Epidemiolog

Ia mengatakan, rontgen paru penting untuk menilai apakah ada infeksi paru atau tidak yang ditandai dengan adanya bercak putih.

Rontgen paru dinilai apakah ada infeksi paru yaitu bronkopneumonia bilateral gambaran bercak putih berawan di kedua paru, ini khas untuk penyakit Covid-19,” ujar dia.

Ramadhani menyebutkan, akan lebih baik lagi jika ternyata pasien tersebut memiliki bronkopneumonia bilateral untuk melanjutkan pemeriksaan CT scan toraks untuk melihat GGO (ground glass opacity).

Jika ada infeksi paru-paru, maka yang perlu dilakukan pengobatan dengan obat yang dianjurkan dokter.

Sebelumnya, Ketua Satgas Covid-19 dari Ikataan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban juga menyarankan hal yang sama.

Baca juga: Fasilitas Isoman di Hotel untuk Anggota DPR dan Sense of Crisis Wakil Rakyat...

Diberitakan Kompas.com, 21 Juli 2021, Zubairi mengatakan, rontgen toraks pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi.

"Orang yang terinfeksi itu hampir selalu yakin dirinya OTG, walaupun ada batuk, demam, sesak, pokoknya, 'Saya sehat, saya isolasi mandiri'" ujar Zubairi.

Menurut dia, kebanyakan pasien yang merasa sebagai OTG maupun bergejala ringan, saat dirontgen ditemukan pneumonia di dalam paru-parunya.

"Cukup banyak pasien yang akhirnya datang ke rumah sakit rujukan dalam kondisi sesak napas, tetapi sudah terlambat," lanjut Zubairi.

Zubairi mengatakan, pneumonia sekecil apa pun seharusnya tidak menjalani isolasi mandiri, melainkan dirawat inap di rumah sakit atau tempat isolasi terkendali.

Akan tetapi, karena kondisi rumah sakit-rumah sakit kebanyakan penuh pasien terkadang tetap diminta melakukan isolasi di rumah.

"Kalau semuanya penuh, harus minta berobat di IGD Covid-19, minta obatnya, kemudian diobati di rumah, namun dimonitor oleh IGD rumah sakit tersebut," kata Zubairi.

Baca juga: Foto Viral Pasien Isoman Jajan Bakso Keliling, Berikut Kronologinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Tren
5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

Tren
Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com