Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prima Diklaim Mewakili Rakyat Biasa, Lahir di Tengah Pusaran Arus Kehidupan Bangsa yang Keras

Kompas.com - 05/06/2021, 07:00 WIB
Fitri Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com- Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) Agus Jabo Priyono mengklaim, partai yang dipimpinnnya ini mewakili kelompok masyarakat kecil dan terpinggirkan.

Oleh sebab itu, Partai Rakyat Adil Makmur atau disebut Prima mengusung visi politik kesejahteraan.

“Prima, partainya rakyat biasa, lahir di tengah pusaran arus kehidupan bangsa yang keras,” tutur Agus Jabo Priyono yang sebelumnya merupakan Ketua Umum PRD atau Partai Demokratik (PRD), dikutip Kompas.com dari Antara, Jakarta, Selasa (1/6/2021).

Baca juga: Profil Agus Jabo Priyono, Eks Ketua Umum PRD yang Kini Pimpin Partai Rakyat Adil MakmurMenurut Agus Jabo, Prima merupakan jawaban atas kehidupan bangsa Indonesia yang saat ini dinilai keras. Keras karena tengah menghadapi pandemi Covid-19.

Diperparah dengan permasalahan ekonomi yang menurutnya semakin menjauh dari prinsip kemanusian dan keadilan.

“Indonesia yang juga megalami polarisasi kehidupan berbangsa yang akut, dan hilangnya gagasan besar dalam membangun kehidupan adil, aman serta damai,” kata Agus Jabo.

Melihat kondisi bangsa Indonesia tersebut, kehadiran Prima adalah solusinya. Prima menawarkan sejumlah program kerja.

Pertama, Prima menawarkan program kerja memperjuangkan reformasi perpajakan di Indonesia agar lebih berkeadilan.

Kedua, Prima akan mendorong pemerintah memanfaatkan sumber daya untuk kemakmuran rakyat.

Ketiga, Prima ingin menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang kuat dan berdikari baik secara ekonomi, politik maupun sosial juga budaya.

“Caranya adalah dengan menerapkan sistem demokrasi partisipatif, dan pemerintahan yang bersih melalui sumber daya unggul, setara dan tidak menjadi pengikut lain,” tegas dia.

Disamping itu, dengan hadirnya Prima akan mendorong kemandirian industri nasional, pembangunan sektor modern, dan penguatan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan koperasi.

“Prima juga menekankan bahwa partainya menginginkan Indonesia menjadi negara aktif menjaga perdamaian dunia,” ucap Agus Jago.

Oleh sebab itu tambah Agus Jabo, ia sangat berharap masyarakat Indonesia bisa mendukung Prima dalam mewujudkan program-program tersebut, terutamanya memberikan dukungannya saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Baca juga: Partai Rakyat Adil Makmur Bersiap Ikuti Pemilu 2024Untuk diketahui, Prima secara resmi dideklarasikan menjadi partai baru pada Selasa (1/6/2021) malam.

Prima dideklarasikan oleh sejumlah mantan pengurus pusat Partai Rakyat Demokratik atau PRD di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta.

Prima berdiri sejak 20 Juli 2020 dan diprakarsai oleh sejumlah aktvis PRD bersama beberapa gerakan sosial.

Mulai dari serikat buruh, aktivis, tokoh Islam, pelaku UMKM, profesional sampai kelompok anak muda pun turut andil.

Baca juga: Partai Rakyat Adil Makmur Dideklarasikan, Berikut Program Kerjanya...Untuk susunan pengurus Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) periode 2020-2025 diantaranya;

Ketua Majelis Pertimbangan Partai atau MPP, R Gautama Wiranegara;
Ketua Umum Prima,Agus Jabo Priyono;
Sekretaris Jenderal, Dominggus Oktavianus Kiik;
Bendahara Umum, Diena Charolin Mondong;
Wakil Ketua Umum, Alif Kamal, Maaruf Asli Bhakti, Wahida Baharuddin Upa;
Wakil Sekretaris Jenderal, Rini Hartono, Surya;
Wakil Bendahara Umum, Minaria Christyn Simarmata, Kelik Ismunanto;
Juru Bicara, Farhan Abdillah Dalimunthe, Rintis Yulianah, Samsudin Saman, Fentia Budiman, Arkialos Baho, Intan Nurbakti, Mesak Habary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com