Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pengaturan 75 Pegawai KPK Dibuat Tak Lolos TWK

Kompas.com - 05/06/2021, 06:50 WIB
Fitri Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono mengungkapkan bagaimana ia dan 75 pegawai KPK lainnya yang masuk dalam radar orang berbahaya untuk kelompok tertentu diatur untuk tidak diloloskan saat tes wawasan kebangsaan (TWK).

Pertama, nama-nama yang tidak lolos TWK saat ini sebenarnya sudah diatur sebelumnya, dirancang untuk tidak lolos TWK.

Tak lain mereka yang dimaksud adalah deretan nama pegawai yang dipandang berbahaya atau masuk dalam radar berbahaya bagi pihak tertentu.

“Bahkan berdasarkan informasi yang saya dapatkan, sudah ada 2 orang pimpinan yang mengonfirmasi keberadaan daftar nama pegawai sebelum tes dilakukan,” ungkap Giri Suprapdiono dalam acara Aiman, seperti dikutip Kompas.com dari Kompas TV yang tayang pada Senin (31/5/2021) malam.

Baca juga: Novel Baswedan Sebut Firli Bahuri Sewenang-wenang Nonaktifkan 75 Pegawai KPK yang Tak Lolos TWK

Berawal dari salah 1 teman, Giri mengatakan, yang bercerita bahwa saat pimpinan KPK baru yakni, Firli Bahuri, masuk ke lembaga antirasuah ini. Sebenarnya sudah membawa daftar nama-nama yang dianggap berbahaya.

“Jadi ini terkait dengan pernyataan beberapa teman saya yang ketika pimpinan baru (pimpinan KPK Firli Bahuri) masuk sudah memberikan daftar waktu itu. Inilah orang-orang yang dipandang berbahaya. Jadi teman saya bercerita, ada Mas Harun, Novel dan ada 2 pimpinan mengonfirmasi tentang daftar itu tadi (daftar nama orang berbahaya),” tutur dia.

Tak berhenti sampai di situ, Giri pun menduga ada ruangan tertentu yang sengaja disiapkan untuk orang-orang yang masuk daftar nama berbahaya saat pelaksanan TWK.

Ruangan tersebut diduga dikhususkan untuk menjadi tempat tes bagi pegawai KPK yang telah masuk daftar untuk tidak diloloskan saat TWK, yang tak lain adalah orang-orang yang masuk daftar orang berbahaya.

“Boleh dibilang gitu (ruang pembantaian), ada pattern-nya (polanya) di sana. Mungkin ini sudah ada daftar sebelum diwawancara atau sebelumnya,” ucap Giri.

Sejumlah kejanggalan pun muncul selama proses pelaksanaan TWK yang dilakukan Giri. Ia mencurigai 75 pegawai yang tidak lolos TWK melakukan ujian dari beberapa tempat atau ruangan yang sama.

“Saya curiga karena setelah saya, teman-teman yang enggak lolos tuh dari 75 itu berada di ruangan yang sama. Padahal, wawancara itu ada 30 orang,” ungkap Giri.

Kecurigaan pengaturan 75 pegawai yang masuk radar berbahaya dibuat tidak lolos TWK tersebut semakin kuat kala Giri mendapatkan perlakuan yang agak berbeda dibandingkan pegawai KPK lainnya.

Giri mengaku diwawancari oleh 2 asesor, sementara pegawai KPK lainnya hanya diperiksa oleh 1 orang. Bahkan, para asesor yang mewawancarai Giri kala itu tidak memperkenalkan diri.

“Sampai mereka (asesor) mengetahui informasi detail mengenai rumah saya di kampung halaman daerah Ponorogo,” kata Giri.

Ia mengaku semakin heran dan curiga saat asesor mengetahui nama-nama lokasi sekitar rumah di kampung halamannya tersebut, yang sebenarnya hanya diketahui oleh warga setempat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com