Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mudik, Pulkam, Wisata, Tugas, dan Kreativitas Dusta

Kompas.com - 09/05/2021, 13:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA yakin Menteri Keuangan (Menkeu)Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mau pun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tulus berniat baik dengan menganjurkan masyarakat berbondong-bondong belanja baju baru serta berwisata ke pulau Bali serta destinasi wisata lain-lainnya pada masa Lebaran demi memulihkan gerak roda ekonomi yang telah dilumpuhkan oleh angkara murka pagebluk Corona.

Frontal

Namun pada kenyataan niat baik Menkeu dan Menparekraf ternyata frontal berbenturan dengan niat baik Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang telah resmi memaklumatkan larangan mudik pada masa Lebaran 2021 demi menghindari ledakan gelombang lanjutan pagebluk Corona seperti telah terjadi secara nyata di India akibat kerumunan masyarakat tidak takut sebab tidak peduli keganasan Corona.

Niat baik Menkeu dan Memparekraf secara langsung mau pun tidak langsung pastinya didukung oleh para sopir bus dan mobil rental yang merasa sumber nafkah terancam oleh protokol kesehatan yang diperparah dengan larangan mudik.

Apalagi masyarakat sektor informal yang bukan PNS atau karyawan perusahaan swasta memang tidak semuanya menerima apa yang disebut sebagai THR.

Memang penderitaan rakyat miskin hanya bisa dirasakan oleh mereka yang merasakan sendiri penderitaan hidup sebagai rakyat miskin.

Kesehatan vs ekonomi

Pada kenyataan setiap peristiwa pandemi yang memaksa kebijakan lock-down niscaya menimbulkan dilema kesehatan versus ekonomi baik dalam matra makro komunal mau pun mikro individual.

Sehingga bermunculan berbagai istilah seperti pulkam, wisata dan tugas yang secara kreatif didayagunakan sebagai celah untuk menerobos kubu-kubu larangan mudik oleh mereka yang nekat bertekad mudik.

Larangan mudik yang tidak tegas memicu masyarakat kreatif berdusta. Rasa terdiskriminasi juga timbul akibat terberitakan bahwa para pekerja asing dari negeri tertentu leluasa masuk keluar Indonesia di masa rakyat dilarang mudik.

Prahara malapetaka pandemi juga memperlebar kesenjangan sosial di mana mereka yang punya duit dapat diyakini lebih mampu survive ketimbang yang tidak punya duit.

Kenyataan memang menyakitkan bahwa Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia ternyata baru berlaku bagi sebagian (kecil) rakyat Indonesia makin terasa apabila dihadapkan dengan angkara murka pagebluk Corona.

Maka di samping satgas penanggulangan bencana dan satgas pemulihan ekonomi pasca- Corona di persada Nusantara tercinta masa kini, seyogianya secara khusus pemerintah juga membentuk satgas kemanusiaan dan keadilan sosial yang khusus fokus bertugas membantu mengurangi penderitaan wong cilik dan rakyat miskin pada masa mau pun pasca-prahara pagebluk Corona selaras makna adiluhur sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia. Merdeka!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com