Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puing Roket China Lewati Semenanjung Arab sebelum Jatuh di Dekat Maladewa

Kompas.com - 09/05/2021, 12:57 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Roket Long March 58 seberat 18 ton milik China jatuh kembali ke bumi dan mendarat di Samudera Hindia, dekat Maladewa.

Sebelumnya, roket tersebut hancur karena terbakar saat melewati atmosfer bumi. Puing-puingnya kemudian mendarat di Samudera Hindia.

Pemerintah China dilansir BBC, Minggu (9/5/2021) menyebutkan, jatuhnya roket Long March 5B ini terpantau oleh pelacakan AS dan Eropa. Puing-puing tersebut jatuh tak terkendali.

Media pemerintah China melaporkan bagian dari roket itu kembali ke atmosfer pada Minggu pukul 02.25 GMT tau 09.24 WIB.

Baca juga: Roket China Jatuh di Samudra Hindia, NASA: Beijing Gagal Terapkan Standar

Komando Luar Angkasa AS menyebutkan bahwa pihaknya mengonfirmasi puing-puing roket itu sempat melewati Semenanjung Arab.

"Tidak diketahui apakah puing-puing itu berdampak pada tanah atau air," kata Komando Luar Angkasa AS.

Di bagian lain, NASA menuduh China gagal menerapkan standar atas jatuhnya puing-puing roket Long March 5B.

“Negara harus meminimalkan risiko terhadap manusia dan properti di Bumi dari masuknya kembali objek antariksa dan memaksimalkan transparansi terkait operasi tersebut,” kata Nelson.

“Jelas bahwa China gagal memenuhi tanggung jawabnya menerapkan standar terkait puing-puing luar angkasa mereka,” imbuh Nelson dalam sebuah pernyataan yang diriis laman resmi badan antariksa milik AS, Sabtu (8/5/2021) waktu setempat.

Nelson menegaskan, China dan negara lainnya harus harus bertanggung jawab dan transparan terkait wahana luar angkasa mereka. Hal itu demi memastikan keselamatan, stabilitas, keamanan dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa.

Roket Long-March 5B milik China yang diluncurkan pada 29 April lalu diprediksi akan mendarat ke bumi pada Minggu (9/5/2021) sekitar pukul 06.00.

Kemungkinan roket itu akan memasuki atmosfer bumi pada Sabtu (8/5/2021).

Roket yang membawa modul pertama stasiun luar angkasa terbaru itu akan melesat turun dengan kecepatan ratusan kilometer per jam.

Baca juga: Deg-degan, Hari Ini Roket 18 Ton Milik China Jatuh ke Bumi, Entah Mendarat di Mana

 

Sayangnya, para ahli sulit memastikan roket seberat 18 ton itu akan jatuh di mana. Juru bicara Pentagon, Mike Howard berharap puing roket itu mendarat di laut, bukan di darat. Mengingat sekitar 70 persen bumi adalah air.

"Kami sangat berharap bahwa puing itu akan mendarat di tempat yang tidak akan mencelakai siapa pun," kata Mike. (Penulis: Danur Lambang Prisiandaru)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com