Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Pesan Golput dari Desa Matabondu dan Perlunya Mitigasi Kekecewaan

Kompas.com - 14/12/2020, 11:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Hai, apa kabarmu? Separuh Desember sudah kita lalui dan kita sudah siap-siap berhitung mundur untuk menyambut tahun 2021.

Harapan baru banyak disematkan untuk tahun yang akan datang setelah kita menjalani tahun 2020 yang penuh ketidakpastian karena pandemi.

Belajar dari pengalaman rontoknya harapan untuk tahun 2020, banyak pihak tidak terlalu tinggi meletakkan harapan untuk tahun 2021.

Sikap lebih realistis ini adalah upaya meredam kecewa lantaran pandemi belum sungguh-sungguh teratasi.

Betul, sejumlah vaksin sudah ditemukan dan akan disuntikkan untuk mengakhiri pandemi ini. Namun, bagaimana vaksin diproduksi, bagaimana secara adil didistribusikan, bagaimana secara tepat diberikan dan bagaimana-bagaimana lainnya belum ada kejelasan.

Di negara kita adalah contohnya. Setelah kabar gembira lantaran datanganya 1,2 juta dosis vaksin Sinovac, China yang diharapkan bisa jadi awal mengakhiri pandemi, ketidakjelasan yang membuat tawar rasa gembira justru mengemuka.

Foto tertanggal 8 Desember 2020 menunjukkan Margaret Keenan (90) menjadi pasien pertama di Inggris yang disuntik vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech. Penyuntikan dilakukan oleh perawat May Parsons di University Hospital. Coventry, Inggris.POOL/JACOB KING via AP Foto tertanggal 8 Desember 2020 menunjukkan Margaret Keenan (90) menjadi pasien pertama di Inggris yang disuntik vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech. Penyuntikan dilakukan oleh perawat May Parsons di University Hospital. Coventry, Inggris.
Sambil menunggu kapan pertama kali vaksin akan diberikan, muncul polemik, muncul pro dan kontra. Situasi yang sudah terprediksi sebenarnya mengingat catatan kita yang gemar berpolemik dan bersikap pro dan kontra untuk urusan apa saja.

Polemik yang membuat tawar bahkan meruntuhkan rasa gembira karena vaksin datang dari dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI). IDI menolak menjadi penerima vaksin pertama. Meskipun pada akhirnya disebut bahwa statemen ini sarkasme belaka. 

Dapat dipahami situasi serba salah terkait pembarian vaksin ini. Dokter dan tenaga medis yang ada di benteng terakhir pertahanan dan didahulukan merasa jadi "kelinci percobaan". Karena alasan ini, ada penolakan dan minta para pejabat lebih dahulu divaksin.

Untuk diketahui, menurut data Tim Mitigasi PB IDI, sepanjang Maret hingga Desember, ada 342 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19.

Sebaliknya, jika para pejabat negara seperti para menteri dan presiden menerima vaksin lebih dahulu, komentar juga akan muncul beraneka ragam. Salah satu yang bisa diduga adalah kritik karena mencari selamat sendiri karena punya kekuasaan.

Presiden Joko Widodo tiba untuk menghadiri KTT ASEAN ke-36 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/6/2020). Dalam KTT dengan tuan rumah Vietnam tersebut, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya untuk memperkuat kerja sama antar negara anggota ASEAN dalam pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19 serta mengusulkan perlunya pengaturan ASEAN Travel Corridor.ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN Presiden Joko Widodo tiba untuk menghadiri KTT ASEAN ke-36 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/6/2020). Dalam KTT dengan tuan rumah Vietnam tersebut, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya untuk memperkuat kerja sama antar negara anggota ASEAN dalam pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19 serta mengusulkan perlunya pengaturan ASEAN Travel Corridor.
Mengantisipasi kritik ini, orang kepercayaan Presiden Joko Widodo di banyak posisi dan jabatan yaitu Luhut Binsar Panjaitan membela.

Menurut Luhut, pemerintah mendahulukan rakyat, memberikan yang terbaik untuk rakyat. Kalau presiden mau disuntik duluan, hari ini juga bisa. Tetapi itu tidak dilakukan. Demikian Luhut membela.

Situasi seperti ini membuat berita datangnya 1,2 juta dosis vaksin produksi Sinovac, China diterima biasa-biasa saja, tidak dengan gegap gempita atau gembira. Tambahan 1,8 juta dosis vaksin dari China akan datang pada Januari 2021.

Jika ternyata benar-benar kabar gembira, adaptasi akan lebih mudah tentunya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com