Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amplop Beracun untuk Donald Trump Diduga Dikirim dari Kanada

Kompas.com - 20/09/2020, 11:56 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah amplop yang mengandung racun risin atau ricin dari orang tak dikenal dikirimkan ke Gedung Putih, Amerika Serikat.

Dilansir AP, seorang pejabat penegak hukum AS mengungkapkan amplop tersebut dialamatkan untuk Presiden AS Donald Trump.

Amplop itu diduga berasal dari Kanada, menurut pernyataan dari Royal Canadian Mounted Police, yang menyatakan tengah membantu FBI melakukan penyelidikan.

Keberadaan amplop beracun tersebut diketahui saat berada di fasilitas penyaringan surat yang ada di Gedung Putih.

Baca juga: Amplop Beracun yang Ditujukan kepada Trump Disita Keamanan Gedung Putih

Seorang pejabat AS mengatakan dari investigasi awal, amplop tersebut menunjukkan positif risin.

Akan tetapi pejabat tersebut enggan mendetailkan lebih jauh terkait perkembangan penyelidikan.

Untuk diketahui, risin merupakan racun yang ditemukan secara alami dalam biji jarak.

Dalam sebuah pernyataan, FBI menyatakan timnya tengah menyelidiki surat mencurigakan itu.

Namun, FBI menyebut tidak ada ancaman yang ditemukan terkait keselamatan publik.

Penyelidik federal masih terus bekerja untuk mengetahui dari mana amplop itu dikirim dan mengetahui siapa pengirimnya.

Baca juga: Trump: April 2021 Semua Warga AS Sudah Dapat Vaksin Corona

Pengiriman racun risin yang ditujukan kepada pejabat publik di AS bukan yang pertama kali ini terjadi.

Pada tahun 2018, seorang veteran angkatan laut bernama William Clyde Allen III ditangkap.

Ia mengaku mengirimkan amplop berisi bahan yang menjadi asal racun risin, biji jarak.

Amplop tersebut dikirimkan untuk Trump dan anggota pemerintahannya.

Kemudian, di tahun 2014, seorang laki-laki asal Mississippi dihukum 25 tahun penjara setelah mengirim surat yang ditaburi risin.

Ketika itu, surat mengandung risin itu ditujukan untuk Presiden AS Barack Obama dan pejabat lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com