Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kasus Covid-19 Terus Meningkat dan Kasus Kematian Menurun?

Kompas.com - 08/09/2020, 07:35 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sudah lebih dari 8 bulan sejak kasus pertama Covid-19 diidentifikasi di Wuhan, China, dan kasus-kasus baru masih terus dilaporkan di berbagai negara hingga kini.

Namun, tren secara umum menunjukkan penambahan kasus baru Covid-19 terus terjadi, tetapi kasus kematian mengalami penurunan.

Sejumlah spekulasi pun muncul dengan kondisi seperti ini. Mengapa angka kematian menurun di saat kasus Covid-19 naik?

Berikut beberapa alasan yang diduga menjadi penyebabnya:

Peningkatan kapasitas tes

Melansir Financial Times, 25 Agustus 2020, salah satu alasan yang mungkin dapat menjadi penyebab adalah peningkatan kapasitas tes yang dilakukan suatu negara.

"Dengan epidemi yang makin berkembang, tes telah menjadi sebuah instrumen yang kemungkinan tersedia secara luas," kata Profesor Kedokteran di University of East Anglia, Paul Hunter.

Menurut Hunter, pada Maret dan April, kebanyakan negara hanya dapat mengetes orang-orang yang telah benar-benar sakit dan kemungkinan meninggal.

"Sementara, saat ini, program pengetesan umumnya telah mencakup proporsi yang lebih tinggi, termasuk bagi mereka yang menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali," kata dia.

Baca juga: Seperti Ini Gejala Ringan, Sedang, dan Berat pada Pasien Covid-19

Perubahan profil usia

Ilustrasi Covid-19, virus corona, pasien Covid-19, pasien infeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi Covid-19, virus corona, pasien Covid-19, pasien infeksi virus corona
Menurut Public Health England, lebih dari dua pertiga kasus baru pada minggu terakhir Agustus adalah orang berusia di bawah 40 tahun.

Angka ini dikaitkan dengan peraturan yang lebih longgar pada aktivitas sosial masyarakat.

Pada puncak pandemi, hanya 28 persen kasus terkonfirmasi pada orang yang berusia di bawah 40 tahun.

Padahal, seperti diketahui, meskipun Covid-19 dapat menyebabkan kematian pada semua kelompok usia, kondisi yang parah lebih sering dialami oleh orang-orang yang lebih tua.

"Pada gelombang pertama Covid-19, orang-orang tua menjadi kelompok yang paling tinggi terpapar. Berbeda dengan sekarang," kata Hunter.

Dibandingkan beberapa bulan lalu, orang-orang berusia muda kini juga banyak terpapar virus corona dan umumnya memiliki risiko kematian yang lebih rendah daripada orang tua.

Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 3.000 orang berusia di bawah 45 tahun telah meninggal karena virus corona.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com