Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ultimatum" Jokowi dan Harapan Pengendalian Kasus Virus Corona di Jatim...

Kompas.com - 26/06/2020, 07:34 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Data hingga Kamis (25/6/2020) menunjukkan, angka kasus virus corona di Jawa Timur tercatat 10.545 kasus dengan 767 kematian.

Angka ini hampir mendekati DKI Jakarta yang melaporkan 10.600 kasus dengan 608 korban meninggal dunia akibat Covid-19.

Bahkan, dalam beberapa hari terakhir, Jawa Timur mencatatkan penambahan jumlah kasus harian terbesar di Indonesia.

Dalam kunjungannya ke Jawa Timur, Kamis kemarin, Presiden Joko Widodo pun memberikan "ultimatum" kepada provinsi yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa itu.

Presiden Jokowi memberikan waktu dua minggu bagi Jatim untuk menurunkan laju penularan virus corona.

"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini," kata Jokowi saat mengunjungi posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Gedung Grahadi, Surabaya, Kamis (25/6/2020).

Baca juga: Di Hadapan Jokowi, Khofifah Sebut 6.924 Warga Jatim di-PHK, 41.000 Dirumahkan

Dengan situasi virus corona yang belum terkendali, Jokowi mengingatkan Jawa Timur tak terburu-buru menerapkan new normal.

Ia menyebutkan, jika kasus Covid-19 di Jawa Timur mereda dalam dua pekan ke depan, harus dilakukan prakondisi terlebih dulu sebelum menerapkan tatanan kehidupan baru.

Apa yang harus dilakukan Jawa Timur untuk memenuhi target dua minggu penurunan kasus Covid-19 yang diberikan Jokowi?

Catatan kasus dan harapan

Ahli epidemiologi Universitas Airlangga Windhu Purnomo mengatakan tak bisa menutup mata atas tingginya kasus di Jawa Timur.

Ia menyebutkan, Jatim memiliki angka kematian case fatality rate (CFR) sebesar 7,5 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,5 persen.

Namun, tingkat penularan di Jawa Timur, menurut dia, memberikan harapan yang baik, yaitu di bawah 1.

"Kalau melihat tingkat penularannya, Jawa Timur sudah memberi harapan yang bagus. Karena sejak 17 juni itu RO Jatim sudah di bawah 1," kata Windhu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).

"Salah satu kriteria bahwa kita bisa mengendalikan Covid-19 adalah kalau RO sudah di bawah 1 dan itu konsisten signifikan selama 14 hari berturut-turut," lanjut dia.

Menurut Windhu, jika kondisi itu bisa dipertahankan hingga akhir Juni, ia optimistis Jatim sukses mengendalikan virus corona.

Baca juga: Ini 5 Hal Penting Saat Jokowi Kunjungi Jatim di Tengah Pandemi Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com