KOMPAS.com - Pandemi virus corona tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat namun juga banyak berimbas pada sektor ekonomi.
Akibat yang paling banyak dirasakan adalah menurunnya kegiatan ekonomi sehingga membuat banyak orang bahkan kehilangan pekerjaan. Pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak terjadi pada pusat-pusat industri.
Diberitakan Kompas.com (15/4/2020) Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan jumlah pengangguran terbuka bisa meningkat hingga 9,35 juta orang berdasarkan skenario berat yang mereka susun.
Angka tersebut dibangun dengan asumsi bahwa penyebaran Covid-19 sudah tidak terbendung lagi dan diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara luas baik di Pulau Jawa maupun Luar Jawa dengan standar yang sangat ketat.
Di dalam paparan risetnya CORE menyatakan, dampak pandemi Covid-19 akan berbeda untuk lapangan usaha yang berbeda, status pekerjaan yang berbeda, dan wilayah yang berbeda, baik dilihat dari lokasi provinsi maupun lokasi kota dan desa.
Baca juga: Kartu Prakerja Dinilai Bukan Solusi Tepat bagi Pekerja Informal di Tengah Pandemi
Lapangan usaha yang diasumsikan mengalami dampak paling parah adalah penyediaan akomodasi dan makan minum, transportasi dan pergudangan dan perdagangan, baik perdagangan besar maupun eceran.
Status pekerjaan yang diasumsikan akan mengalami dampak paling parah adalah pekerja bebas atau pekerja lepas, berusaha sendiri (yang pada umumnya berskala mikro), berusaha sendiri dengan dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, dan pekerja keluarga/tak dibayar.
Dilihat dari sisi wilayah, DKI Jakarta akan mengalami dampak paling parah, diikuti Jawa Barat dan provinsi-provinsi lain di pulau Jawa.
Dengan demikian, perlu adanya keseimbangan agar kebijakan yang diambil bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak, terutama secara ekonomi, akibat Covid-19 namun juga tidak melupakan aspek recovery atau pemulihan sehingga kebijakan yang diambil tidak menjadi beban fiskal negara di kemudian hari.
Baca juga: Materi Pelatihan Kartu Prakerja Dinilai Tak Efektif, Ekonom: Lebih Bagus di YouTube
Pemerintah harus beri perlindungan
Dalam hal kebijakan penanganan Covid-19 saat ini, Enny Hartati, pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan, pemerintah harus fokus pada upaya-upaya optimal untuk memutus penyebaran Covid-19.
Di samping juga penting memberikan bantuan dan perlindungan bagi mereka yang terdampak secara sosial dan ekonomi akibat Covid-19.
Selain memberi perhatian kepada orang miskin dan rentan miskin, Enny juga menyebut Pemerintah juga perlu menaruh perhatian pada mereka yang masuk golongan tidak miskin dan tidak rentan miskin.
Golongan ini adalah mereka yang sebelumnya punya pekerjaan dan penghasilan tetap namun pendapatannya berkurang atau bahkan kehilangan pekerjaan karena kebijakan social distancing.
Pemerintah perlu memastikan bahwa kedua golongan yang telah disebutkan tersebut mendapatkan perlindungan sosial dan ekonomi.