Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesenjangan Sosial dan Beragam Kisah Lockdown di India akibat Corona

Kompas.com - 17/04/2020, 20:52 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - India memutuskan memperpanjang penguncian ketat atau lockdown nasional pada Sabtu (11/4/2020).

Dilansir BBC, Sabtu (11/4/2020), Perdana Menteri India Narendra Modi mengadakan konferensi video dengan menteri negara.

Banyak dari mereka mendesak pemerintah untuk memperpanjang langkah tersebut. Akhirnya India memperpanjang lockdown hingga 3 Mei.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Seharusnya lockdown berakhir Selasa (14/4/2020) setelah dimulai tiga minggu sebelumnya yaitu 24 Maret 2020.

Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang lockdown setelah melihat lompatan besar dalam kasus virus corona di India meski dalam keadaan lockdown.

Tak mudah bagi negara berpenduduk 1,34 miliar itu untuk hidup dalam kuncian. Berikut ini beberapa kisahnya:

Kondisi warga miskin India

Anak perempuan seorang pekerja migran tidur di jalan raya saat mereka gagal naik bus untuk kembali ke desa mereka, saat diberlakukan lockdown nasional selama 21 hari untuk membatasi penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di New Delhi, India, Minggu (29/3/2020).ANTARA FOTO/REUTERS/ADNAN ABIDI Anak perempuan seorang pekerja migran tidur di jalan raya saat mereka gagal naik bus untuk kembali ke desa mereka, saat diberlakukan lockdown nasional selama 21 hari untuk membatasi penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di New Delhi, India, Minggu (29/3/2020).

Beberapa orang pedagang kaki lima menyaksikan pidato perdana menteri di TV yang sudah usang dengan stiker tertempel di sekeliling TV.

Mereka berkerumun di rumah satu kamar tanpa toilet dan air mengalir.

Rumahnya terjepit di kota kumuh Mumbai dengan bayang-bayang kriminal terorganisir.

Salah satu pedagang kaki lima itu Mina Jakhawadiya tahu bahwa virus corona telah menjalar di seluruh negerinya. Tadinya bahaya itu terlihat jauh, tapi segera berubah.

Setiap negara bagian, setiap distrik, setiap jalur, setiap desa akan dikunci selama tiga minggu mulai 24 Maret lalu. Perdana Menteri Narendra Modi hanya memberikan waktu 4 jam pada warganya untuk persiapan.

"Jika Anda tidak bisa menangani 21 hari ini, negara ini dan keluarga Anda akan kembali 21 tahun," kata Modi, dilansir New York Times, Jumat (17/4/2020).

Baca juga: 6 Fakta dan Mitos Virus Corona, dari Mutasi hingga Periode Inkubasi 14 Hari

Mengunci seluruh populasinya

Para pekerja migran dan keluarganya berlari di belakang bus saat mereka kembali ke desa mereka, saat diberlakukan lockdown nasional selama 21 hari untuk membatasi penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Ghaziabad, pinggiran kota New Delhi, India, Minggu (29/3/2020).ANTARA FOTO/REUTERS/ADNAN ABIDI Para pekerja migran dan keluarganya berlari di belakang bus saat mereka kembali ke desa mereka, saat diberlakukan lockdown nasional selama 21 hari untuk membatasi penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Ghaziabad, pinggiran kota New Delhi, India, Minggu (29/3/2020).

India dinilai telah meluncurkan eksperimen sosial paling kejam dalam sejarah manusia, yaitu mengunci seluruh populasinya.

Termasuk sekitar 176 juta orang yang berjuang bertahan hidup hanya dengan 1,9 dolar per hari atau kurang.

Mereka yang ekonominya baik dapat duduk manis di apartemennya sambil menonton film Bollywood di Netflix dan memesan makanan secara online.

Tapi tidak bagi Jakhawadiya yang mencari nafkah dengan menjual ember plastik dan keranjang murah bersama suaminya di jalanan Mumbai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Tren
Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Tren
Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Tren
7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com