KOMPAS.com - Kehidupan publik Australia kemungkinan akan dibatasi untuk satu tahun lagi karena pandemi virus corona di negara tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Australia, Scott Morrison seperti dilansir Reuters, Jumat (17/4/2020).
Untuk diketahui, sebenarnya terjadi penurunan kasus Covid-19 di beberapa wilayah di Australia hingga beberapa sekolah kembali dibuka.
Baca juga: Update Kasus Corona WNI di Luar Negeri 17 April: 394 Positif, 82 Sembuh
Australia sejauh ini telah menutup perbatasannya dan memberlakukan langkah-langkah pengelompokan sosial yang ketat selama sebulan terakhir.
Restoran, bar, kegiatan bisnis yang tidak penting lainnya telah ditutup dan pertemuan publik lebih dari dua orang telah dilarang.
Bagi yang melanggar peraturan tersebut, akan berada di bawah ancaman denda dan bahkan penjara.
Baca juga: Berikut Imbauan Kemenag soal Pelaksanaan Ibadah Ramadhan di Tengah Pandemi Corona
Langkah-langkah pembatasan ini diperkirakan akan menggandakan tingkat pengangguran pada pertengahan tahun.
Hasilnya, angka pertumbuhan harian kasus infeksi baru yang dilaporkan di Australia telah stabil dengan persentase rendah satu digit, dari sekitar 25 persen beberapa pekan lalu, dengan total sekitar 6.500 kasus terinfeksi dan 63 kematian.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan beberapa tindakan, seperti aturan yang mengharuskan orang untuk berdiri setidaknya 1,5 meter, kemungkinan akan tetap selama beberapa bulan, mengingat tidak ada jaminan vaksin akan dikembangkan pada waktu itu.
"Social distancing adalah sesuatu yang harus kita biasakan," kata Morrison kepada radio 3AW.
"Itu (social distancing) bisa setahun, tapi aku tidak berspekulasi tentang itu," ujar Morrison.
Baca juga: Pesan Anak-anak Australia di Tengah Pandemi Virus Corona...
Sebelumnya, Morrison mengatakan langkah-langkah social distancing yang lebih luas akan tetap ada selama setidaknya empat minggu, sembari menganjurkan membuka kembali sekolah di seluruh Asutralia.
Hal itu bukan tanpa alasan, tentu saja dengan pertimbangan saran medis bahwa anak-anak memiliki risiko yang rendah terpapar virus.
Pedoman itu telah dibantah oleh beberapa negara bagian dan menimbulkan reaksi publik khusunya dari orang tua dan guru yang khawatir tentang paparan virus.
"Kami sedang mempertimbangkan pilihan untuk merancang sistem roster (bergantian) yang akan memungkinkan sebagian siswa kembali pada hari tertentu, untuk menambah pertemuan tatap muka," kata Kepala Pemerintahan New South Wales Gladys Berejiklian.
"Alternatif terburuknya, siswa mungkin terpaksa harus di rumah sampai waktu satu tahun atau lebih, dan kami tidak berpikir itu hal yang pantas," tambahnya.
Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.