Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Fakta Sepekan, BJ Habibie Meninggal hingga Donor Kornea Matanya untuk Sang Putra

Kompas.com - 15/09/2019, 05:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar bohong atau hoaks, misinformasi, disinformasi hingga kini masih bisa ditemukan di media sosial dan aplikasi pesan WhatsApp.

Merebaknya hoaks ini menimbulkan kecemasan dan keresahan bagi pembacanya. Apalagi, kabar yang belum jelas kebenarannya ini menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak terkait.

Dengan demikian, pembaca memerlukan sikap selektif dan cermat terhadap informasi yang diperoleh.

Adanya sikap selektif ini guna mencegah pembaca termakan oleh isu hoaks.

Dalam pekan ini, Kompas.com telah merangkum sebanyak 4 hoaks dan 1 klarifikasi yang beredar pada 9-14 September 2019.

BJ Habibie Meninggal Dunia pada 10 September 2019

Salah satu pengguna Facebook menuliskan status berisi informasi meninggalnya presiden ketiga, BJ Habibie pada Selasa (10/9/2019) pukul 03.46 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Berikut bunyi post tersebut:

"Inna illahi wa inna ilahi rajiun.
Kami turut berduka atas wafatnya
Bpk BJ Habibi
(Presiden RI ke Tiga)
di RSPAD
moga amal baiknya diterima oleh Allah dan diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di sorgaNya..
dan keluarga yang ditinggal diberi ketabahan
Allah yaghfir lahu wa yarhammuhu wa yuskinuhul jannah

Selamat jalan Pak Habibi..
Bangsa Indonesia akan tetap membanggakanmu dan akan merindukanmu.."

Lantas unggahan ini memperoleh 740 respons dan 280 kali dibagikan oleh pengguna Facebook lainnya.

Atas beredarnya kabar itu, Sekretaris pribadi Habibe, Rubijanto menyampaikan bahwa kabar meninggalnya BJ Habibie ini tidak benar.

"Aman terkendali," ujar Rubijanto sata dihubungi Kompas.com pada Selasa (10/9/2019).

Saat itu, Habibie masih menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto dan ditangani oleh dokter kepresidenan.

Diketahui, tim dokter kepresidenan ini merupakan tim dokter spesialis dengan berbgai bidang keahlian, seperti penyakit dalam, jantung, dan ginjal.

"Dalam perawatan sekarang diperlukan pengobatan yang komprehensif, mencakup berbagai gangguan organ yang terjadi," ujar Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK) Prof dr Azis Rani.

Baca juga: Ingin Hubungan Langgeng seperti Habibie-Ainun, Ini 6 Tipsnya

Wali Kota Malang Cium Kaki Warga Papua

Selain itu, beredar video yang menampilkan seorang pria sedang mencium kaki beberapa warga Papua.

Video itu awalnya diunggah oleh pengguna Facebook bernama Rudy Taryanto pada Sabtu (7/9/2019).

Disebutkan juga keterangan "Pak Wali Kota Malang Meminta Maaf Kepada Putra Putri Papua".

Dalam video, terdengar lagu nasional berjudul Satu Nusa Satu Bangsa megiringi proses itu.

Adapun video itu telah dilihat lebih dari 175.000 kali dan telah dibagikan 5.500 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Mengonfirmasi hal itu, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Malang, Muhammad Nur Widianto menyampaikan bahwa video yang beredar di media sosial adalah tidak benar.

"Tidak benar itu. Kalau orang Malang pasti tahu kalau itu bukan Pak Wali Kota," ujar Widianto kepada Kompas.com, Senin (9/9/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com