KOMPAS.com - Ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki.
Autarki adalah sistem perekonomian swasembada dan perdagangan terbatas yang dilakukan dalam suatu negara.
Sistem ini diterapkan dengan tujuan agar setiap daerah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kebijakan sistem autarki membawa beragam dampak terhadap masyarakat Indonesia semasa pendudukan Jepang yang berlangsung dari 1942 hingga 1945.
Bagaimana kebijakan sistem autarki Jepang memengaruhi rakyat Indonesia secara ekonomi?
Berikut ini dampak penerapan sistem ekonomi autarki bagi bangsa Indonesia.
Baca juga: Sistem Autarki: Sejarah dan Penerapannya di Indonesia
Pada awal pendudukan Jepang, perekonomian Indonesia lumpuh, terutama obyek-obyek vital seperti tambang dan industri, akibat diluluhlantakkan oleh Sekutu.
Guna memperbaiki keadaan ekonomi saat itu, Jepang menciptakan kegiatan produksi, yang hasilnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perangnya.
Jepang membangun pabrik senjata serta mewajibkan rakyat Indonesia untuk menanam pohon jarak, yang minyaknya bermanfaat sebagai bahan bakar alternatif.
Untuk melancarkan proses pembangunan, Jepang menerapkan kerja paksa atau dikenal dengan sebutan romusha.
Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam, terutama batu bara dan minyak bumi untuk mencukupi proses produksi kebutuhan perang mereka.
Dengan banyaknya kegiatan produksi yang dilakukan, Jepang memberlakukan sistem ekonomi autarki, agar tiap-tiap daerah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
Baca juga: Mengapa Jepang Menyebut Romusha sebagai Pahlawan Pekerja?
Berikut ini dampak yang ditimbulkan dari penerapan sistem ekonomi autarki oleh pemerintah pendudukan Jepang terhadap bangsa Indonesia.
Pelaksanaan sistem autarki di Indonesia pada masa pendudukan Jepang membuat kesejahteraan rakyat menurun, sebaliknya angka kematian terus naik.
Sistem ekonomi autarki membuat bangsa Indonesia menderita karena rakyat harus mencari kebutuhannya sendiri dan tidak semuanya dapat terpenuhi.