Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Budi Utomo: Latar Belakang, Tujuan, dan Penyebab Berakhirnya

Kompas.com - 16/01/2024, 19:30 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Budi Utomo adalah organisasi pergerakan nasional yang didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908.

Organisasi ini didirikan oleh Soetomo, Cipto Mangoenkoesoemo, Goenawan, dan Tirtokusumo, yang merupakan mahasiswa School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen atau STOVIA.

Selain empat tokoh itu, kontribusi Wahidin Sudirohusodo juga tidak dapat dipisahkan dalam pendirian Budi Utomo.

Meskipun bukan pencetus awalnya, Wahidin Sudirohusodo adalah tokoh yang mendorong Soetomo dan kawan-kawan untuk membentuk Budi Utomo.

Baca juga: STOVIA, Sekolah Dokter Zaman Hindia Belanda

Latar belakang

Perjuangan kemerdekaan Indonesia dimulai pada periode kebangkitan nasional yang ditandai dengan rasa kebanggaan dan solidaritas.

Munculnya nasionalisme di Asia yang diawali dengan kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905, tidak dapat dipisahkan dari kebangkitan nasionalisme di Indonesia.

Ada faktor internal dan faktor asing yang berkontribusi pada kebangkitan nasionalisme rakyat Indonesia dan perluasan pergerakan nasional Indonesia.

Meskipun demikian, perlawanan bersenjata di berbagai daerah memicu reaksi sebelum 1905.

Hal ini membuktikan bahwa rasa nasionalisme rakyat Indonesia selalu menjadi reaksi terhadap penderitaan psikologis dan fisik yang ditimbulkan oleh penjajahan.

Pada 20 Mei 1908, sebagai sebuah organisasi pelajar yang bertujuan untuk mempromosikan kepentingan kelas bawah, Budi Utomo didirikan.

Jangkauan gerakan ini pada awalnya terbatas pada penduduk Jawa dan Madura.

Namun, Budi Utomo dengan cepat mendapatkan momentum karena penderitaan rakyat yang tak tertahankan akibat penjajahan Belanda.

Baca juga: Asal-usul Nama Budi Utomo

Tujuan didirikannya Budi Utomo

Pada awalnya, Budi Oetomo adalah sebuah kelompok mahasiswa dengan aspirasi yang luas untuk pengembangan Hindia Belanda.

Pada awalnya, ruang lingkup Budi Utomo hanya Pulau Jawa dan Madura.

Namun, kemudian, organisasi ini diperluas untuk mencakup semua warga negara Hindia Belanda, tanpa memandang jenis kelamin, ras, atau agama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com