Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi yang Muncul Era Kebangkitan Nasional Setelah Budi Utomo

Kompas.com - 11/04/2023, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Era pergerakan nasional adalah periode yang terjadi pada 1908 hingga 1945.

Tahun 1908 dapat dianggap sebagai awal pergerakan nasional karena pada masa itu perjuangan yang dilakukan rakyat Indonesia masuk ke dalam kategori visi nasional.

Sebelumnya, pergerakan yang dilakukan rakyat untuk melawan penjajah masih bersifat kedaerahan.

Sampai akhirnya, pada 1908, lahir organisasi modern dengan cita-cita nasional, yaitu Budi Utomo.

Kemudian, organisasi apa saja yang muncul pada kebangkitan nasional setelah Budi Utomo?

Baca juga: Organisasi-organisasi Pergerakan Nasional

Indische Partij

Organisasi pergerakan nasional yang berdiri setelah Budi Utomo adalah Indische Partij.

Indische Partij merupakan partai politik pertama di Hindia Belanda yang didirikan pada 25 Desember 1912.

Adapun pendiri Indische Partij disebut sebagai Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, RM Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), dan Tjipto Mangunkusumo.

Tujuan dibentuknya Indische Partij adalah mengembangkan rasa nasionalisme, menciptakan persatuan antara orang Indonesia dan Bumiputera.

Selama berdiri, Indische Partij aktif memberikan kritik kepada pemerintah kolonial Belanda melalui tulisan-tulisan yang dibuat oleh para tokoh Tiga Serangkai.

Salah satu tulisannya berbunyi Als ik een Nederlander was (Seandainya aku seorang Belanda), yang ditulis oleh Suwardi.

Sayangnya, karena tulisan kritik yang mereka buat, ketiga tokoh ini pun ditangkap dan diasingkan ke Belanda.

Indische Partij kemudian berganti nama menjadi Partai Insulinde.

Baca juga: Indische Partij: Pendiri, Latar Belakang, Program Kerja, dan Penolakan

Perhimpunan Indonesia

Perhimpunan Indonesia didirikan oleh Belanda pada 1908.

Awalnya, organisasi ini diberi nama Indische Vereeniging oleh Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com