Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Frederik Hendrik, Cikal Bakal Masjid Istiqlal

Kompas.com - 18/09/2023, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Benteng Frederik Hendrik atau Fort Prins Frederick merupakan nama salah satu benteng yang pernah dibangun Belanda di Jakarta, pada abad ke-19.

Kini, jejak benteng ini tidak ada lagi karena telah dirobohkan oleh Pemerintah Indonesia pada era 1950-an.

Setelah itu, Soekarno menetapkan area bekas Benteng Frederik Hendrik sebagai lokasi pembangunan Masjid Istiqlal.

Berikut ini sejarah Benteng Frederik Hendrik.

Baca juga: Benteng Bukit Kursi, Pertahanan Utama Pulau Penyengat

Dibangun pada masa Van den Bosch

Benteng Frederik Hendrik dibangun pada masa Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch, yang dikenal sebagai penggagas Sistem Tanam Paksa.

Benteng ini didirikan pada 1837 sebagai pusat pertahanan Weltevreden dan bagian dari rencana pembangunan garis pertahanan (Defensielijn) oleh Van den Bosch.

Weltevreden adalah kota yang menjadi pusat pemerintahan dan kediaman warga Eropa.

Bangunan Benteng Frederik Hendrik dirancang oleh Direktur Zeni di Nederland Indie, Kolonel lonkheer Carel van der Wijck, dan pelaksanaan pembangunannya dipercayakan kepada Kapten Zeni IGJ George Schonermarck.

Lokasi benteng berada di area Taman Wilhelmina atau Wilhelmina Park, taman modern terluas di Asia pada saat itu.

Peletakan batu pertama dan peresmiannya dilakukan oleh Pangeran Willem Frederik Hendrik, dan dari situlah nama benteng ini diambil.

Baca juga: Benteng Pulau Cingkuk, Pelindung Monopoli VOC di Pesisir Minangkabau

Dirobohkan Pemerintah Indonesia

Benteng Frederik Hendrik sebelum dirobohkan.         TROPENMUSEUM Benteng Frederik Hendrik sebelum dirobohkan.
Benteng Frederik Hendrik berbentuk segi empat dengan bastion pada keempat sudutnya.

Pada dinding benteng terdapat jendela-jendela yang berfungsi sebagai lubang pengintaian dan tempat menaruh meriam.

Di Benteng Frederik Hendrik juga terdapat bangunan menara segi empat dan di atasnya dipasang sebuah lonceng besar.

Pada zaman dulu, setiap pukul 05.00 dan 20.00 selalu terdengar bunyi meriam sebagai tanda bagi tentara.

Baca juga: Sejarah Benteng Iskandar Muda Peninggalan Kerajaan Aceh

Seiring waktu, kondisi Taman Wilhelmina semakin tidak terawat.

Setelah Indonesia merdeka, Taman Wilhelmina berikut Benteng Frederik Hendrik benar-benar telantar dan sangat kotor.

Tembok-tembok benteng dibiarkan berlumut dan rumput ilalang tumbuh subur di mana-mana.

Pada akhirnya, sisa-sia Benteng Frederik Hendrik dihancurkan dan Soekarno menetapkan lokasinya sebagai tempat didirikannya Masjid Istiqlal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com