Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Nama Bapak Tentara Nasional Indonesia?

Kompas.com - 25/08/2023, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Bapak Tentara Nasional Indonesia adalah Jenderal Soedirman.

Jenderal Soedirman merupakan salah satu tokoh paling populer dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Ia sangat berjasa dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari rongrongan bangsa penjajah.

Jenderal Soedirman bahkan terus berjuang, meski dalam keadaan sakit TBC dan hanya satu paru-parunya yang berfungsi.

Jenderal Soedirman adalah panglima TNI yang pertama dan telah dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 1964.

Ia juga menjadi satu dari tiga jenderal bintang lima di Indonesia, selain Jenderal Abdul Haris Nasution, dan Jenderal Soeharto.

Berikut sejarah singkat perjuangan Jenderal Soedirman, Bapak Tentara Nasional Indonesia.

Baca juga: Jenderal Soedirman: Masa Kecil, Pendidikan, dan Perjuangannya

Jenderal Soedirman sang Bapak TNI

Jenderal Soedirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, pada 1916.

Ia adalah anak desa, yang sewaktu kecil diambil sebagai anak angkat oleh R. Tjokrosunarjo, pamannya yang kemudian memberinya nama Soedirman.

Soedirman mulai mengenal dunia militer saat ditunjuk sebagai salah satu kader dalam pelatihan Pembela Tanah Air (PETA), salah satu organisasi semi-militer bentukan Jepang.

Baca juga: Peran Soedirman dalam Upaya Memperjuangkan Keutuhan Negara Indonesia

Tepat setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, Soedirman mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Pada saat itulah, Soedirman yang berpangkat kolonel, ditunjuk memimpin Pertempuran Ambarawa, yang berhasil dimenangkannya pada 15 Desember 1945.

Berkat keberhasilannya itu, ia diangkat oleh Pemerintah RI sebagai Panglima TKR dan pangkatnya naik menjadi jenderal.

Pada masa Agresi Militer Belanda II (Desember 1948), Jenderal Soedirman melakukan perlawanan secara gerilya, meski saat itu kondisinya lemah akibat terserang TBC dan dan hanya satu paru-parunya yang berfungsi.

Jenderal Soedirman tidak ingin menyerah begitu saja, meski harus memimpin perlawanan dengan ditandu.

Baca juga: Jenderal Gatot Subroto: Kehidupan, Karier Militer, dan Perjuangannya

Setelah bergerilya selama tujuh bulan, fisik Jenderal Soedirman benar-benar tidak mampu lagi.

Jenderal Soedirman pensiun dan pindah ke Magelang, Jawa Tengah, hingga wafat pada 29 Januari 1950, hanya sebulan setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.

Jenderal Soedirman tidak hanya mendapat gelar pahlawan nasional, tetapi terus dihormati oleh rakyat Indonesia sebagai Bapak Tentara Nasional Indonesia.

Perlawanan gerilyanya ditetapkan sebagai sarana pengembangan esprit de corps bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100 kilometer yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com