KOMPAS.com - Jenderal Soedirman adalah salah satu pejuang yang berperan dalam mempertahankan keutuhan negara Indonesia.
Jenderal Soedirman merupakan seorang panglima besar di Tentara Indonesia.
Pada masa Revolusi Nasional Indonesia, Jenderal Soedirman menjadi salah satu tokoh yang ikut berupaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Lantas, apa peran Soedirman dalam upaya memperjuangkan keutuhan bangsa dan negara Indonesia?
Baca juga: Jenderal Soedirman: Masa Kecil, Pendidikan, dan Perjuangannya
Ketika Jepang menduduki Indonesia tahun 1942, Soedirman yang bekerja sebagai pengajar terpaksa harus berhenti karena sekolahnya ditutup dan dialihfungsikan menjadi pos militer.
Pada waktu itu, Soedirman dipandang sebagai salah satu tokoh masyarakat yang diminta untuk memimpin sebuah tim di Cilacap dalam upaya menyerang Jepang.
Dua tahun berselang, pada 1944, Soedirman diminta bergabung dalam tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan diangkat sebagai komandannya.
Selama Jenderal Soedirman memimpin, PETA bergerak menjadi organisasi militer yang sangat baik.
Dia juga sangat memperhatikan kondisi anak buahnya dan memastikan agar mereka selalu sejahtera.
Baca juga: Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, Akibat, dan Akhir
Pada 20 Oktober hingga 15 Desember 1945, telah terjadi pertempuran Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa terjadi setelah pasukan Sekutu dan NICA atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda mempersenjatai tawanan perang Belanda di Ambarawa dan Magelang.
Untuk mengatasi masalah ini, dibentuk tiga badan sebagai wadah perjuangan rakyat, salah satunya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk pada 22 Agustus 1945.
Jenderal Soedirman kemudian membentuk divisi lokal dalam BKR dan pasukannya dijadikan sebagai bagian dari Divisi V pada 20 Oktober 1945, oleh Panglima Sementara Urip Sumoharjdo.
Pada November 1945, dilaksanakan pemilihan panglima besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Yogyakarta.
Jenderal Soedirman pun terpilih menjadi Panglima Besar TKR.