Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Soedirman dalam Upaya Memperjuangkan Keutuhan Negara Indonesia

Kompas.com - 26/09/2022, 20:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Jenderal Soedirman adalah salah satu pejuang yang berperan dalam mempertahankan keutuhan negara Indonesia.

Jenderal Soedirman merupakan seorang panglima besar di Tentara Indonesia.

Pada masa Revolusi Nasional Indonesia, Jenderal Soedirman menjadi salah satu tokoh yang ikut berupaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Lantas, apa peran Soedirman dalam upaya memperjuangkan keutuhan bangsa dan negara Indonesia?

Baca juga: Jenderal Soedirman: Masa Kecil, Pendidikan, dan Perjuangannya

Memimpin PETA

Ketika Jepang menduduki Indonesia tahun 1942, Soedirman yang bekerja sebagai pengajar terpaksa harus berhenti karena sekolahnya ditutup dan dialihfungsikan menjadi pos militer.

Pada waktu itu, Soedirman dipandang sebagai salah satu tokoh masyarakat yang diminta untuk memimpin sebuah tim di Cilacap dalam upaya menyerang Jepang.

Dua tahun berselang, pada 1944, Soedirman diminta bergabung dalam tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan diangkat sebagai komandannya.

Selama Jenderal Soedirman memimpin, PETA bergerak menjadi organisasi militer yang sangat baik.

Dia juga sangat memperhatikan kondisi anak buahnya dan memastikan agar mereka selalu sejahtera.

Baca juga: Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, Akibat, dan Akhir

Memimpin pertempuran Ambarawa

Pada 20 Oktober hingga 15 Desember 1945, telah terjadi pertempuran Ambarawa.

Pertempuran Ambarawa terjadi setelah pasukan Sekutu dan NICA atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda mempersenjatai tawanan perang Belanda di Ambarawa dan Magelang.

Untuk mengatasi masalah ini, dibentuk tiga badan sebagai wadah perjuangan rakyat, salah satunya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk pada 22 Agustus 1945.

Jenderal Soedirman kemudian membentuk divisi lokal dalam BKR dan pasukannya dijadikan sebagai bagian dari Divisi V pada 20 Oktober 1945, oleh Panglima Sementara Urip Sumoharjdo.

Pada November 1945, dilaksanakan pemilihan panglima besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Yogyakarta.

Jenderal Soedirman pun terpilih menjadi Panglima Besar TKR.

Meskipun saat itu belum resmi dilantik, Jenderal Soedirman mengerahkan pasukannya untuk menyerang Inggris dan Belanda di Ambarawa.

Jenderal Soedirman menggantikan posisi Letnan Kolonel Isdiman yang lebih dulu gugur dalam pertempuran.

Sejak dipimpin Soedirman, posisi TKR jauh lebih diuntungkan.

Lebih lanjut, pada 11 Desember 1945, Jenderal Soedirman berunding dengan mengumpulkan para komandan sektor.

Hasilnya, didapati bahwa kondisi musuh saat itu sudah terdesak sehingga Soedirman memberikan serangan terakhir untuk menggugurkan Belanda dan Inggris.

Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju target yang sudah ditentukan.

Hanya dalam waktu 1,5 jam saja, pasukan TKR sudah berhasil mengepung musuh di dalam kota.

Waktu itu, Kota Ambarawa dikepung pasukan TKR selama empat hari empat malam.

Pasukan Inggris yang merasa terdesak pun akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pertempuran.

Suasana sekitar saat Pertempuran Ambarawa terjadiwikimedia.org Suasana sekitar saat Pertempuran Ambarawa terjadi

Pasukan Inggris pergi meninggalkan Ambarawa dan mundur ke Semarang pada 15 Desember 1945.

Baca juga: Serangan Umum 1 Maret 1949: Latar Belakang, Aksi, dan Dampak

Melakukan perang gerilya

Ketika Agresi Militer Belanda II terjadi di Yogyakarta pada 19 Desember 1948, Soedirman memberi sebuah pernyataan penting ketika bertemu Soekarno.

Namun, Soekarno meminta agar Soedirman beristirahat saja karena kondisi kesehatannya yang sedang tidak optimal.

Soedirman pun menolak perintah Soekarno karena dia ingin bersatu dengan rakyat.

Soedirman pernah berkata bahwa dia harus bergabung dengan rakyat demi menentukan kemerdekaan Indonesia.

Pasukan Belanda menunggu keberangkatan dari Semarang ke Yogyakarta dalam Agresi Militer Belanda IINationaal Archief Pasukan Belanda menunggu keberangkatan dari Semarang ke Yogyakarta dalam Agresi Militer Belanda II

Ketika Agresi Militer Belanda II terjadi, Soedirman terus mengawasi pesawat-pesawat Belanda yang sedang menembakkan pelurunya.

Merasa khawatir Belanda akan menyerang kediaman Soedirman, dia pun diminta meninggalkan Kota Yogyakarta.

Jenderal Soedirman juga tidak tinggal diam. 

Dia memutuskan untuk melakukan perang gerilya di wilayah pedesaan. Pertama menuju ke arah selatan, Kretek, lalu ke selatan lagi ke Parangtritis, kemudian ke Imogiri.

Selama melakukan perjalanan gerilya, Jenderal Soedirman menggunakan nama samaran Bapak Gedhe Abdullah Lelono Putra atau Pakdhe.

Dia bersosialisasi dengan masyarakat setempat dan berusaha menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan masyarakat pedesaan.

Sejak dulu, Soedirman memiliki pendapat bahwa tanpa adanya masyarakat maka penjajah tidak bisa ditumpaskan.

Maka dari itu, selama melakukan perang gerilya, Soedirman berusaha menanamkan semangat nasionalisme kepada rakyat Indonesia.

Ketika kondisi di Yogyakarta sudah jauh lebih kondusif, Jenderal Soedirman pun dijemput oleh Sri Sultan HB IX bersama para stafnya.

Sesampainya di Yogyakarta, Panglima Besar Jenderal Soedirman langsung menemui Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta di Gedung Agung.

Soedirman mengatakan dalam pertemuan itu bahwa mulai hari ini, Indonesia tidak boleh dijajah lagi oleh bangsa lain.

Maka dari itu, Indonesia harus 100 persen merdeka dan berdaulat penuh.

 

Referensi: 

  • Imran, Amrin. (1971). Sedjarah Perkembangan Angkatan Darat. Buku Teks Seri Sedjarah ABRI. Departemen Pertahanan Keamanan: Pusat Sedjarah ABRI.
  • Nasution, A.H. (1963). Tentara Nasional Indonesia, Jilid I, Cetakan II. Bandung: Ganeco N.V.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com