KOMPAS.com - Jenderal Gatot Subroto merupakan tokoh perjuangan militer Indonesia dan juga Pahlawan Nasional Indonesia.
Gatot pernah mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air (PETA), organisasi militer milik Jepang. Ia juga pernah menjadi anggota dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Gatot Subroto menjadi penggagas terbentuknya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada 1965.
Baca juga: Abdul Muis: Kehidupan, Pekerjaan, Politik, dan Karya
Gatot Subroto pernah menempuh pendidikan dasar di Hollandsch Inlandsche School (HIS).
Setamat dari HIS, Gatot tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia memilih menjadi pegawai.
Pada tahun 1923, ia memasuki sekolah militer het Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) di Magelang.
Gatot Subroto terkenal sebagai tentara yang solider terhadap rakyat kecil meskipun sedang bekerja sebagai tentara kependudukan Belanda dan Jepang.
Berkat perilakunya, Gatot dianggap menjadi contoh seorang pemimpin yang layak untuk diapresiasi.
Selama bergabung di KNIL, Gatot telah memahami bagaimana harus bertindak sebagai seorang tentara.
Baca juga: Balaputradewa, Pembawa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Setelah Jepang berkuasa di Indonesia, Gatot pun harus mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air (PETA).
PETA adalah organisasi militer buatan Jepang yang sedang menarik tentara pribumi untuk berperang di Bogor.
Di Bogor lah karier Gatot mulai meningkat.
Setelah lulus dari PETA, ia diangkat menjadi komandan kompi di Banyumas sebelum akhirnya ditunjuk sebagai komandan Batalyon.
Baca juga: Jalaluddin Akbar, Raja Terbesar Kekaisaran Mughal
Setelah Indonesia merdeka, Gatot membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
TKR dipimpin oleh Kolonel Sudirman, sedangkan Gatot Subroto menjabat sebagai Kepala Siasat dan kemudian menjadi Komandan Divisi.