KOMPAS.com - Perang Dingin adalah periode ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan sekutunya masing-masing, yang berlangsung antara tahun 1947 hingga 1991.
Penyebab terjadinya Perang Dingin karena adanya perbedaan ideologi dua kubu, di mana Amerika Serikat beraliran liberal-kapitalis, sedangkan Uni Soviet menganut paham komunis.
Terjadinya Perang Dingin telah membawa dampak dalam sejumlah bidang, termasuk bidang politik.
Dampak Perang Dingin di bidang politik yang pertama adalah terjadinya persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Kedua negara ini kemudian saling berusaha untuk menjadi negara yang paling kuat dan paling disegani dengan cara menyebarkan ideologinya serta mempengaruhi negara-negara lain di dunia.
Dalam menyebarkan ideologinya, Amerika Serikat menerapkan strategi politik bernama Containment Policy yang bertujuan mencegah berkembangnya pengaruh suatu negara atau sistem politik dari pihak lawan.
Selain itu, Amerika Serikat juga dibantu lewat Marshall Plan.
Marshall Plan adalah bantuan ekonomi yang diberikan Amerika Serikat kepada negara-negara yang hancur akibat Perang Dunia II.
Sementara itu, Uni Soviet berusaha menyebarkan ideologinya dengan menerapkan sistem diktator dan liberal.
Dampak Perang Dingin di bidang politik yang selanjutnya dapat dilihat dari dibangunnya Tembok Berlin.
Tembok Berlin adalah sebuah pembatas beton sepanjang 140 kilometer yang didirikan untuk membagi Jerman Barat dan Jerman Timur.
Tembok Berlin berdiri sejak tahun 1961 hingga 1989.
Pada dasarnya, pembangunan Tembok Berlin ini berawal dari pembagian wilayah Jerman oleh Sekutu.
Namun, seiring berjalannya waktu, Jerman Timur yang dikuasai oleh Uni Soviet, sedang mengalami kemerosotan perekonomian akibat para buruh yang melakukan mogok kerja.
Hal berbeda terjadi di Jerman Barat yang dikuasai oleh negara berpaham kapitalis.