Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masuknya Paham Radikal Mengatasnamakan Islam di Indonesia

Kompas.com - 22/07/2023, 00:15 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Radikalisme merupakan paham atau aliran yang menginginkan perubahan dan pembaharuan secara drastis atau cepat, tak jarang dengan kekerasan.

Tiap tragedi pengeboman atau penyerangan massal di dunia, paham radikalisme kerap menjadi latar belakangnya.

Misalnya dalam peristiwa Bom Bali 1 dan 2, mereka mengatasnamakan agama Islam. Tentunya hal ini mencoreng citra agama Islam yang Rahmatan Lil Alamin penuh kedamaian.

Berbicara tentang gerakan radikal yang mengatasnamakan agama Islam, haruslah dipisahkan antara agama dan pelakunya.

Tulisan ini akan mengulas sejarah masuknya paham Islam radikal ke masyarakat muslim di Indonesia.

Baca juga: Danramil Ini Akui 2 Putrinya Sempat Diajak Masuk Kelompok Islam Radikal

Wahabisme

Gerakan radikalisme yang mengatasnamakan Islam kali pertama muncul pada masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib.

Kelompok radikal ini muncul setelah Perang Shiffin antara kelompok Ali dan Muawiyah pada tahun ke-37 Hijriyah.

Peperangan yang berakhir dengan perundingan itu membuat sebagian kelompoknya kecewa atas sikap Ali dan memutuskan keluar dari kelompok Ali. Mereka kemudian disebut kaum Khawarij.

Baca juga: Golongan Khawarij: Sejarah, Ajaran, dan Sekte

Kaum Khawarij menganggap Ali dan Muawiyah adalah orang kafir sebab mengakhiri peperangan dengan perundingan yang dianggap melanggar kehendak Tuhan.

Mereka meletakkan jihad sebagai bagian dari rukun iman, dan meneror orang yang tidak sependapat dengan mereka melalui cara kekerasan, bahkan halal dibunuh.

Paham ini kemudian berkembang di Arab Saudi setelah diadopsi oleh golongan Wahabi pada abad ke-18.

Kaum Wahabi bertekad untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap telah menyimpang dengan cara orang Khawarij, yaitu dengan upaya perusakan dan pertumpahan darah.

Dari Padri ke DI/TII

Cara yang berkembang luas di Arab Saudi ternyata juga mempengaruhi pola beragama golongan Padri di Minangkabau khususnya.

Golongan Padri adalah kelompok yang menginginkan adanya pembaruan budaya di Minangkabau di bawah pimpinan Tuanku Nan Tuo abad ke-18.

Baca juga: Perang Padri, Perang Saudara yang Berubah Melawan Belanda

Gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh kaum padri ini mendapat tantangan kaum adat yang memposisikan sebagai oposisi dari gerakan tersebut, maka terjadilah radikalisasi gerakan Padri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com