Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golongan Khawarij: Sejarah, Ajaran, dan Sekte

Kompas.com - 26/04/2022, 11:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Khawarij adalah suatu kelompok atau sekte penentang Ali bin Abi Thalib.

Khawarij berasal dari kata "kharij", yang memiliki makna di luar atau bagian luar.

Sehingga, yang dimaksud dengan golongan Khawarij adalah kaum atau kelompok yang muncul karena tidak puas akan sikap Ali bin Abi Thalib yang berdamai dengan pihak Muawiyah bin Abu Sufyan dalam Pertempuran Shiffin, ketika Perang Saudara Islam Pertama.

Kaum Khawarij kemudian keluar dari barisan pendukung Ali bin Abi Thalib dan mendirikan sekte baru.

Tidak hanya itu, kaum Khawarij telah keluar dari prinsip agama Islam. Adapun sumber pemikiran, sifat, dan karakter mereka bermula dari Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim.

Baca juga: Biografi Muawiyah I, Pendiri Dinasti Bani Umayyah

Sejarah Khawarij

Kaum Khawarij muncul pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-40 H/665-660 M).

Ali bin Abi Thalib adalah Khalifah Khulafaur Rasyidin keempat, yang menggantikan Khalifah Utsman bin Affan.

Setelah menjadi khalifah, Ali berpendapat bahwa prioritas saat itu adalah menstabilkan keadaan yang kacau, baru memproses pembunuh Khalifah Utsman.

Namun, Muawiyah bin Abu Sufyan tidak puas dengan kebijakan yang diambil oleh Khalifah Ali, hingga mengakibatkan pecahnya Perang Shiffin pada 26-28 Juli 657.

Pasukan Khalifah Ali hampir saja memenangkan peperangan. Akan tetapi, pasukan Muawiyah yang dipimpin oleh Amr bin Al Ash kemudian memerintahkan mengangkat Al Quran di tiap ujung tombak sebagai simbol untuk melakukan tahkim atau jalan damai.

Khalifah Ali pun menerima ajakan tahkim dari pihak Muawiyah. Namun, ada pihak di dalam pasukannya yang tidak menyukai keputusan ini.

Kelompok tersebut kemudian keluar dari barisan Ali, yang kemudian dikenal dengan nama golongan Khawarij.

Baca juga: Perang Saudara Islam I: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Akhir

Ajaran Khawarij

Setelah keluar dari barisan pendukung Khalifah Ali, Kaum Khawarij, yang berjumlah sekitar 12.000 orang, bertolak ke Desa Harur di Kufah, Irak.

Di desa itu, mereka kemudian mendirikan pemerintahan sendiri untuk menentang pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Adapun pemimpin kaum Khawarij adalah orang yang bernama Abdullah bin Wabah Ar-Rasyidi.

Di Harur, kaum Khawarij berkembang dan memiliki ideologi serta praktik pemikiran keagamaannya sendiri.

Berikut adalah pokok pemikiran Khawarij.

  • Hukum Allah harus ditegakkan, mereka yang melanggar hukum Allah dianggap sudah keluar agama Islam atau kafir dan darahnya halal
  • Kaum Khawarij berpendapat bahwa pemerintahan yang sah adalah sistem khilafah dengan kepala negara yang dipilih secara bebas oleh umat Islam

Baca juga: Biografi Ali bin Abi Thalib, Anak Asuh Nabi Muhammad

Sekte Khawarij

Kaum Khawarij terus berkembang hingga muncul beberapa sekte. Berikut adalah beberapa sekte Khawarij:

  • Al Zariqah: Pengikut Nafi’ bin Al Azraq yang muncul dari abad ke-7
  • Al Najdat: Pecahan dari kelompok Nafi’ yang juga pengikut Najdah A’mir Al Hanafi
  • Al Ibadiah: Pecahan kelompok Nafi' pimpinan Abdullah bin Iyadh at Tamimi

 

Referensi:

  • Hamka. (2016). Sejarah Umat Islam: Pra-kenabian hingga Islam di Nusantara. Jakarta: Gema Insani.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com