Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masuknya Paham Radikal Mengatasnamakan Islam di Indonesia

Kompas.com - 22/07/2023, 00:15 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Radikalisasi gerakan Padri semakin menjadi-jadi tatkala tiga orang pemuka mereka, H. Miskin, H. Piobang, dan H. Sumanik, pulang dari ibadah haji.

Tiga orang haji ini merupakan orang-orang yang terpengaruh dari paham radikal Wahabi ketika mereka melaksanakan ibadah haji.

Ketika mereka melaksanakan ibadah haji Mekkah, kondisi Arab Saudi sedang dalam masa kejayaan golongan Wahabi.

Sepulangnya mereka dari tanah Arab, gerakan Padri semakin gesit dengan cara memerangi kaum Islam tradisionalis yang ajaran yang mereka bawakan.

Pokok-pokok ajaran yang mereka bawa tidaklah jauh berbeda dengan orang-orang Wahabi, membasmi praktik bid’ah, khurafat, serta penggunaan tembakau dan sutra.

Paham-paham semacam ini dalam perkembangan zaman juga semakin meluas di berbagai penjuru dengan corak yang kian beragam diantaranya kelompok besar adalah DI/TII, JI dan ISIS.

Baca juga: Sejarah Perang Padri: Tokoh, Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) merupakan kelompok radikal mengatasnakam Islam. DI/TII eksis di Indonesia pada rentang 1949-1960-an, bahkan ajarannya hingga sekarang.

Kelompok DII/TII adalah basis tentara dari Negara Islam Indonesia (NII) yang diproklamirkan oleh RM Kartosoewirjo pada tahun 1949 di Jawa Barat.

Kala itu, Kartosoewirjo merasa dirugikan dari kesepakatan antara Indonesia dan Belanda dalam Perjanjian Renvile yang menyerahkan Jawa Barat ke pangkuan Belanda.

Di samping itu, direalisasikanya kebijakan Rera pada masa Kabinet Hatta, mengakibatkan timbul kekecewaan dalam diri pngikut Kartosoewirjo yang teranulir.

Untuk memaksimalkan gerakan-gerakan yang dipelopori pleh Kartosoewirjo, didirikanlah kelompok militan yang dikenal dengan nama Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DII/TII)

Negara Islam Indonesia melalui DI/TII mencoba memperluas kekuasannya melalui cara-cara baik diplomatis maupun kekerasan.

Dalam perkembangannya, kelompok radikal yang mengatsnamakan Islam ini kian menyebari di berbagai penjuru utamanya di Sumatera dan Sulawesi.

Pada tahun 1978, NII yang mulai bergerak secara senyap melacarnak sebuah upaya ideologisasi kepada mahasiswa melalui gerakan samaran yang dikenal dengan usroh.

Usroh melancarkan gerakannya melalui kegiatan keagamaan seperti halaqoh sebagai media ideologisasi pemikiran yang berkiblat kepada tokoh-tokoh revolusioner muslim.

Baca juga: Kasus-Kasus Terorisme di Indonesia dan Penyelesaiannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com