Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Pusat Kebudayaan Paleolitikum di Indonesia?

Kompas.com - 09/11/2022, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Zaman Paleolitikum atau zaman Batu Tua adalah periode praaksara di mana manusia purba menggunakan peralatan dari batu yang masih sangat kasar.

Kehidupan manusia purba sepenuhnya bergantung pada keadaan alam dan tempat tinggalnya belum menetap atau nomaden.

Untuk memenuhi kebutuhan makan, mereka berburu binatang dan mengumpulkan makanan dari lingkungan sekitar.

Dari penelitian para ahli, kebudayaan yang berpengaruh pada masa Paleolitikum terdiri atas dua jenis yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

Karena itu, dua daerah yang diperkirakan sebagai pusat kebudayaan Paleolitikum adalah Pacitan dan Ngandong.

Baca juga: Zaman Paleolitikum: Ciri-ciri, Peninggalan, dan Manusia Pendukung

Kebudayaan Pacitan

Pacitan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Pada zaman purba, diperkirakan aliran Sungai Bengawan Solo mengalir ke selatan dan bermuara di Pacitan.

Oleh karena itu, Pacitan menjadi salah satu wilayah di mana hasil kebudayaan Paleolitikum banyak ditemukan.

Kebudayaan Pacitan pertama kali ditemukan oleh GHR von Koenigswald pada 1935, tepatnya di dekat Kecamatan Punung.

Dalam penelitiannya, Koenigswald menemukan beberapa hasil teknologi bebatuan atau alat-alat dari batu yang masih kasar.

Beberapa hasil kebudayaan zaman Paleolitikum yang ditemukan di Pacitan di antaranya:

  • Kapak genggam
  • Kapak perimbas
  • Alat-alat serpih (flakes)

Berbagai peninggalan tersebut diperkirakan digunakan oleh manusia purba jenis Pithecanthropus erectus.

Baca juga: Kebudayaan Pacitan: Penemu, Peninggalan, dan Persebaran

Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan Ngandong adalah hasil kebudayaan manusia praaksara yang berkembang di daerah Ngandong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Di daerah ini banyak ditemukan peralatan manusia purba yang terbuat dari batu, tulang hewan dan tanduk rusa.

Peralatan tersebut diperkirakan hasil kebudayaan manusia purba Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.

Berikut ini beberapa contoh peninggalan Kebudayaan Ngandong.

  • Kapak genggam
  • Alat-alat dari tulang hewan yang dibentuk menjadi semacam belati
  • Ujung tombak dengan gigi-giri pada sisinya
  • Alat-alat serpih (flakes)

 

Referensi:

  • Soekmono. (1973). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com