Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar Belakang Pemberontakan Daud Beureueh

Kompas.com - 20/09/2022, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) merupakan salah satu pemberontakan cukup besar yang pernah terjadi di Indonesia, salah satunya Aceh.

Pemberontakan DI/TII Aceh dipimpin oleh Daud Beureueh pada 20 September 1953.

Daud Beureueh adalah seorang pemimpin sipil, agama, dan militer di Aceh pada masa Agresi Militer Belanda I.

Lalu, apa latar belakang pemberontakan Daud Beureueh?

Baca juga: Penyebab Pemberontakan DI/TII

Latar belakang

Alasan paling mendasar yang menjadi latar belakang pemberontakan Daud Beureueh adalah kekecewaan para tokoh pimpinan masyarakat di Aceh.

Pada saat itu, Provinsi Aceh dilebur ke dalam Provinsi Sumatera Utara yang ibu kotanya terletak di Medan.

Keputusan pemerintah meleburkan Provinsi Aceh pun dianggap mengabaikan jasa baik masyarakat Aceh ketika berjuang mempertahankan kedaulatan NKRI pada masa revolusi sehingga menimbulkan kekesalan pada para tokoh pemimpin masyarakat Aceh, termasuk Daud.

Terlebih, ketika Daud merasa Presiden Soekarno telah mengingkari janji yang pernah ia ucapkan pada 1948, yakni Aceh boleh menerapkan syariat Islam dan tetap menjadi salah satu provinsi di Indonesia.

Karena merasa dibohongi, Daud pun memantapkan diri untuk melakukan pemberontakan dengan menyatakan bahwa dirinya bergabung dengan DI/TII yang dipelopori oleh Kartosuwiryo.

Kala itu, Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada 7 Agustus 1949, sehingga Daud semakin yakin untuk melakukan perlawanan.

Baca juga: Kartosoewirjo, Pendiri Negara Islam Indonesia 1949

Menanggapi pemberontakan DI/TII Aceh, pemerintah tidak tinggal diam.

Mereka memutuskan untuk menghentikan pemberontakan dengan dua cara, yaitu upaya militer dan diplomasi.

Setelah melewati berbagai proses panjang, permasalahan ini berhasil diselesaikan dengan cara damai.

Pemerintah pusat juga memutuskan memberi hak otonomi kepada Aceh sebagai provinsi yang disebut Daerah Istimewa Aceh dan diizinkan menerapkan syariat Islam.

Pada 18 hingga 22 Desember 1962, upacara besar bertajuk Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh (MKRA) diselenggarakan di Aceh sebagai pertanda perdamaian.

Dengan demikian, pemberontakan Daud Beureueh di Aceh berhasil diakhiri dengan cara musyawarah.

 

Referensi:

  • Dijk, C. van (Cornelis). (1981). Rebellion under the Banner of Islam: The Darul Islam in Indonesia. Den Haag: M. Nijhoff.
  • Kepustakaan Populer Gramedia. (2011). Daud Beureueh: Pejuang Kemerdekaan yang Berontak. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com