Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Pemberontakan DI/TII

Kompas.com - 28/07/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Darul Islam/Tentara Islam Indonesia atau DI/TII adalah sebuah gerakan pemberontakan yang bertujuan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).

Pemberontakan DI/TII pertama kali terjadi di Jawa Barat yang dipimpin oleh Kartosuwiryo pada 1949.

Setelah itu, aksi pemberontakan ini terus meluas sampai ke wilayah-wilayah lain, seperti Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Aceh.

Lalu, apa penyebab terjadinya pemberontakan DI/TII?

Baca juga: Perbedaan Latar Belakang Pemberontakan DI/TII Jawa Barat dan Aceh

Jawa Barat

Penyebab terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dilatarbelakangi oleh rasa tidak puas dari Kartosuwiryo terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.

Sebab, kemerdekaan RI saat itu masih dibayang-bayangi oleh kehadiran Belanda yang masih berusaha menduduki kembali Indonesia, terlebih setelah perjanjian Renville ditandatangani pada 17 Januari 1948.

Menurut Kartosuwiryo, perjanjian Renville justru banyak memberi kerugian bagi pihak Indonesia.

Sebab, wilayah Indonesia menjadi lebih sedikit, sedangkan Belanda menguasai wilayah-wilayah hasil pangan.

Selain itu, perjanjian Renville juga dianggap tidak dapat melindungi warga Jawa Barat.

Akibatnya, Kartosuwiryo yang merasa kecewa, memilih mendirikan negara Islam yang bernama Negara Islam Indonesia (NII) yang ia pimpin sendiri.

Ia memproklamasikan berdirinya NII melalui maklumat pemerintah No II/7.

Pemberontakan ini berakhir pada 1950 setelah Kartosuwiryo dibekuk oleh Letnan Suhanda, pemimpin Kompi C Batalyon 328 Kujang II/Siliwangi.

Baca juga: Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Pelopor Gerakan DI/TII

Jawa Tengah

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah terjadi sekitar tahun 1949-1950, dipimpin oleh Amir Fatah.

Memiliki alasan yang kurang lebih sama seperti di Jawa Barat, Amir Fatah dan masyarakat lainnya melakukan pemberontakan karena merasa tidak puas dengan perjanjian Renville.

Sebab, perjanjian ini berdampak pada terjadinya persengketaan di wilayah Pekalongan, Jawa Tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com