Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibnu Hadjar, Pemimpin Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan

Kompas.com - 28/07/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ibnu Hadjar adalah Letnan Dua Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang memimpin aksi pemberontakan di Kalimantan Selatan pada 1950.

Pemberontakan ini lebih dikenal dengan sebutan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Dalam pemberontakan ini, Ibnu Hajar bersama DT/TII menyerang pos-pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan menimbulkan kekacauan.

Pada akhirnya, pasukan DI/TII berhasil ditumpas, kemudian Ibnu Hadjar divonis hukuman mati pada 11 Maret 1965.

Ibnu Hadjar meninggal dunia pada 22 Maret 1965, di usia 44 tahun.

Baca juga: Penumpasan Pemberontakan DI/TII

Kiprah Ibnu Hajar

Ibnu Hadjar atau Haderi bin Umar alias Angli lahir di Ambutun, Kalimantan Selatan, pada 19 April 1920.

Ia merupakan putra dari seorang asli Ambutun dan ibunya, Siti Hadijah, seorang putri kepala suku Dayak di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah.

Pada masa sebelum kemerdekaan, Ibnu Hadjar menghabiskan waktunya dengan bekerja sebagai petani dan pencari madu.

Setelah itu, Ibnu Hadjar memutuskan untuk berkiprah dalam bidang militer.

Ibnu Hadjar bergabung ke dalam ALRI Divisi IV dan lulus dengan pangkat Letnan Dua.

Sebagai seorang tentara, sudah menjadi tugas Ibnu Hadjar menumpas penjajah, salah satunya berjuang melawan Belanda demi mencapai kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah

Memimpin pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan

Pada pengujung 1949, pemerintah sedang melakukan program reorganisasi terhadap divisi-divisi TNI, termasuk ALRI IV.

Dalam program ini, setiap anggota yang dianggap kurang memenuhi syarat untuk bergabung ke dalam TNI akan diberhentikan.

Ibnu Hadjar merasa kecewa dengan kebijakan baru ini. Ia kemudian mencari massa untuk melakukan pemberontakan yang dikenal dengan nama DI/TII.

Ia bersama 60 anggotanya membentuk sebuah kekuatan yang bernama Kesatuan Rakyat yang Tertindas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com