Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Samudera Pasai

Kompas.com - 09/08/2022, 22:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Kerajaan Samudera Pasai terletak di pesisir utara Sumatera, tepatnya di dekat Kota Lhokseumawe, Aceh.

Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada 1267, yang setelah menjadi raja dan masuk Islam bergelar Sultan Malik Al-Saleh.

Sejak didirikan, Kerajaan Samudera Pasai kehidupan ekonominya berkembang sangat pesat.

Lantas, bagaimana keadaan perekonomian pada masa Kerajaan Samudera Pasai?

Baca juga: Kehidupan Politik Kerajaan Samudera Pasai

Perekonomian Samudera Pasai tergantung pada perdagangan

Faktor yang memengaruhi perkembangan ekonomi Samudera Pasai adalah letak geografisnya, yang senantiasa dilewati pelayaran dan perdagangan internasional yang melalui Selat Malaka sejak awal Masehi.

Sejak abad ke-7, pada pedagang Muslim dari Arab, Persia, dan Timur Tengah, mulai memegang peran penting serta terlibat dalam jaringan pelayaran dan perdagangan internasional ke China.

Perkembangan jaringan pelayaran dan perdagangan di wilayah Samudera Pasai juga disebabkan oleh upaya perkembangan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya sejak abad ke-7.

Setelah Kerajaan Sriwijaya di Palembang runtuh, ramainya pelayaran dan perdagangan yang melalui Selat Malaka menguntungkan bagi Samudera Pasai, yang kemudian tumbuh sebagai kerajaan maritim dan bandar transit.

Keberadaan jaringan pelayaran dan perdagangan antarbangsa di Selat Malaka tertulis pada berita-berita China dan Arab.

Para pedagang yang hadir di Samudera Pasai dari berbagai negeri, seperti Turki, Arab, Persia, Gujarat, Bengali, Melayu, Jawa, Siam, dan Kedah.

Baca juga: Sultan Malikussaleh, Pendiri Kesultanan Samudera Pasai

Di masa kepemimpinan Sultan Mahmud Malik Az Zahir, kerajaan ini mencapai puncak keemasan dan menjelma menjadi pusat perdagangan internasional.

Kerajaan Samudera Pasai memiliki pengaruh atas pelabuhan-pelabuhan penting di ujung Sumatera, contohnya Pidie dan Perlak.

Kerajaan Samudra Pasai sendiri menghasilkan komoditas perdagangan ekspor seperti lada, sutra, kapur barus, dan banyak barang lainnya karena pelabuhannya menjadi pengumpul berbagai barang dari banyak daerah.

Setiap tahunnya, Samudera Pasai mampu mengekspor lada, sutra, kapur barus, dan emas dalam jumlah besar.

Kerajaan juga mendapat penghasilan dari pajak barang-barang yang diekspor ataupun impor.

Baca juga: Kerajaan Samudera Pasai: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com