Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Pembawa Kejayaan Samudera Pasai

Kompas.com - 14/04/2021, 13:52 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di nusantara yang berpusat di pesisir pantai utara Sumatera, tepatnya di sekitar Lhokseumawe.

Dari catatan Marco Polo, diketahui bahwa raja Samudera Pasai bergelar sultan.

Raja atau sultan yang berhasil membawa Samudera Pasai pada puncak kejayaan yaitu Mahmud Malik Az Zahir atau Sultan Malik al-Tahir II.

Sultan Mahmud Malik Az Zahir adalah raja ketiga Samudera Pasai yang memerintah dari tahun 1326-1345.

Ia meneruskan mempimpin setelah Marah Silu atau Sultan Malik Al Saleh (raja pertama) dan Sultan Muhammad Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir I (raja kedua).

Sosok raja hebat dan rendah hati

Saat singgah di Samudera Pasai selama 15 hari pada 1345 M, Ibnu Batutah menggambarkan Sultan Mahmud Malik Az Zahir sebagai pemimpin yang sangat mengedepankan hukum Islam dan rendah hati.

Dikatakan bahwa Mahmud Malik Az Zahir berangkat ke masjid untuk shalat Jumat dengan berjalan kaki.

Baca juga: Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

Selesai shalat, sultan dan rombongannya biasa berkeliling untuk melihat keadaan rakyatnya.

Sebagai raja, Mahmud Malik Az Zahir juga merupakan sosok yang pemurah dan mempunyai perhatian kepada fakir miskin.

Meskipun ia telah menaklukkan banyak kerajaan, sultan tidak pernah bersikap jumawa. Kerendahan hatinya juga ditunjukkan sang raja saat menyambut rombongan Ibnu Batutah.

Para tamunya dipersilakan duduk di atas hamparan kain, sementara Mahmud Malik Az Zahir justru duduk di tanah tanpa beralas apa-apa.

Dijelaskan pula bahwa Mahmud Malik Az Zahir adalah raja yang sangat tertarik dengan ilmu pengetahuan.

Menjadikan Samudera Pasai sebagai pusat perdagangan

Masih dari catatan Ibnu Batutah, Kerajaan Samudera Pasai mengalami perkembangan pesat, bahkan dikatakan berada dalam masa kejayaannya ketika dipimpin oleh Mahmud Malik Az Zahir.

Ibnu Batutah tidak bisa menyembunyikan kekagumannya dan menggambarkan Samudera Pasai sebagai sebuah negeri yang hijau dengan kota pelabuhan yang besar dan indah.

Baca juga: Kerajaan Islam di Sumatera

Ibnu Batutah takjub melihat sebuah kota besar yang sangat elok dengan dikelilingi dinding yang megah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com