Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Pembawa Kejayaan Samudera Pasai

Kompas.com - 14/04/2021, 13:52 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Untuk sampai ke pusat kota, dirinya mencatat harus berjalan sekitar empat mil dengan mengendarai kuda dari pelabuhan.

Pusat pemerintahan kota pun cukup besar dan indah, serta dilengkapi dengan menara-menara yang terbuat dari kayu-kayu yang kokoh.

Puncak kejayaan Kerajaan Samudera Pasai juga ditandai dengan aktivitas perdagangan yang sudah maju, ramai, dan menggunakan koin emas sebagai alat pembayaran.

Koin emas yang disebut dirham ini pertama kali diperkenalkan oleh Sultan Muhammad Malik Az Zahir, ayah Mahmud Malik Az Zahir, dan kemudian digunakan secara resmi di kerajaan.

Di tambah lagi, posisi kerajaan yang berada di aliran lembah sungai juga membuat tanah pertanian subur.

Bahkan padi yang ditanam penduduk kerajaan ini bisa dipanen dua kali dalam satu tahun.

Pada masa kejayaannya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan nusantara.

Samudera Pasai memiliki banyak bandar yang dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab, dan Persia.

Kerajaan ini juga dikenal sebagai penghasil rempah-rempah terkemuka di dunia dengan lada sebagai komoditas andalannya.

Tidak hanya itu, Samudera Pasai juga menjadi produsen sutra, kapur barus, dan emas.

Baca juga: Kerajaan Islam di Jawa

Jasanya dalam penyebaran Islam

Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.

Menurut Ibnu Batutah, Mahmud Malik Az Zahir adalah seorang yang cakap, gagah, dan pemeluk Islam yang taat.

Sultan Samudera Pasai disebut sebagai sosok yang menjunjung tinggi agama dan berhasil mengislamkan penduduk di daerah-daerah sekitarnya.

Mahmud Malik Az Zahir juga sempat mendirikan pusat studi Islam di lingkungan kerajaan yang dijadikan tempat diskusi para ulama dan elit kerajaan.

Maka tidak berlebihan bila Ibu Batutah memasukkan Mahmud Malik Az Zahir sebagai salah satu dari tujuh raja di dunia yang memiliki kemampuan luar biasa dengan kepribadian yang sangat rendah hati.

Dalam bidang keagamaan, Ibnu Batutah menceritakan bagaimana taatnya raja terhadap Islam dari mazhab Syafi'i dan selalu dikelilingi oleh ahli agama.

 

Referensi:

  • Sunnara, Rahmat. (2009). Sejarah Islam Nusantara. Jakarta Selatan: Buana Cipta Pustaka.
  • Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com